ASEAN 2023
Ekonom: RI bisa jadi pusat manufaktur kendaraan listrik di ASEAN
11 Oktober 2023 19:21 WIB
Ekonom senior United Overseas Bank Limited (UOB) Enrico Tanuwidjaja memberikan pemaparan saat kegiatan UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (ANTARA/Imamatul Silfia)
Jakarta (ANTARA) - Ekonom senior United Overseas Bank Limited (UOB) Enrico Tanuwidjaja menyebut Indonesia bisa menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di kawasan ASEAN.
“Jika dilakukan transformasi struktural dengan benar, Indonesia bisa menjadi pusat manufaktur utama di kawasan,” kata Enrico saat kegiatan UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, Rabu.
Potensi tersebut tercermin pada kinerja Indonesia yang mendorong hilirisasi komoditas tambang, seperti nikel, bauksit, hingga tembaga. Upaya hilirisasi tersebut memberikan nilai tambah yang signifikan bagi negara.
Kontribusi smelter dan hilirisasi logam dasar pada seluruh manufaktur menunjukkan peningkatan nilai tambah sejak 2010, menurut Enrico. Pertumbuhan makin signifikan ketika pandemi COVID-19.
Sebagai contoh, dia menyebutkan nilai ekspor nikel di Indonesia berada pada kisaran 2 miliar dolar AS sebelum adanya kebijakan larangan ekspor bijih nikel pada 2020. Kemudian, setelah kebijakan diterapkan, nilai ekspor meningkat hingga 30 miliar dolar AS.
Enrico optimistis konsep kebijakan tersebut dapat berdampak positif terhadap perekonomian negara bila diterapkan pada komoditas lain terkait kendaraan listrik.
Baca juga: MIND ID di AIPF 2023 jelaskan soal pengembangan ekosistem baterai EV
Baca juga: Wamenlu tekankan pentingnya konektivitas ASEAN kembangan ekosistem EV
Dalam kesempatan tersebut, Enrico menyampaikan hilirisasi industri dan digitalisasi menjadi dua kunci utama yang dapat mengokohkan transformasi berkelanjutan di Indonesia.
Menurut Enrico, potensi pada hilirisasi industri terletak pada sektor mineral dan manufaktur yang memiliki peluang untuk menciptakan lebih banyak nilai tambah. Sementara transformasi digital berpotensi mendorong sektor konsumsi.
“Kita fokus ke dua hal, hilirisasi industri dan transformasi digital. Dengan itu, bukan sesuatu yang tidak mungkin bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkualitas, dan berkelanjutan,” ujar dia.
UOB Indonesia optimistis pengembangan industri hilir dan transisi menuju perekonomian hijau di Indonesia akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan peluang.
Strategi tersebut dapat membantu meningkatkan nilai tambah perekonomian nasional, mendukung tujuan-tujuan terkait pelestarian lingkungan, serta menciptakan lapangan kerja untuk pertumbuhan jangka panjang.
Baca juga: Pemerintah kejar aturan insentif pabrik EV rampung bulan depan
Baca juga: Gubernur Khofifah apresiasi konversi kendaraan listrik SMK PSM Magetan
“Jika dilakukan transformasi struktural dengan benar, Indonesia bisa menjadi pusat manufaktur utama di kawasan,” kata Enrico saat kegiatan UOB Gateway to ASEAN Conference 2023 di Jakarta, Rabu.
Potensi tersebut tercermin pada kinerja Indonesia yang mendorong hilirisasi komoditas tambang, seperti nikel, bauksit, hingga tembaga. Upaya hilirisasi tersebut memberikan nilai tambah yang signifikan bagi negara.
Kontribusi smelter dan hilirisasi logam dasar pada seluruh manufaktur menunjukkan peningkatan nilai tambah sejak 2010, menurut Enrico. Pertumbuhan makin signifikan ketika pandemi COVID-19.
Sebagai contoh, dia menyebutkan nilai ekspor nikel di Indonesia berada pada kisaran 2 miliar dolar AS sebelum adanya kebijakan larangan ekspor bijih nikel pada 2020. Kemudian, setelah kebijakan diterapkan, nilai ekspor meningkat hingga 30 miliar dolar AS.
Enrico optimistis konsep kebijakan tersebut dapat berdampak positif terhadap perekonomian negara bila diterapkan pada komoditas lain terkait kendaraan listrik.
Baca juga: MIND ID di AIPF 2023 jelaskan soal pengembangan ekosistem baterai EV
Baca juga: Wamenlu tekankan pentingnya konektivitas ASEAN kembangan ekosistem EV
Dalam kesempatan tersebut, Enrico menyampaikan hilirisasi industri dan digitalisasi menjadi dua kunci utama yang dapat mengokohkan transformasi berkelanjutan di Indonesia.
Menurut Enrico, potensi pada hilirisasi industri terletak pada sektor mineral dan manufaktur yang memiliki peluang untuk menciptakan lebih banyak nilai tambah. Sementara transformasi digital berpotensi mendorong sektor konsumsi.
“Kita fokus ke dua hal, hilirisasi industri dan transformasi digital. Dengan itu, bukan sesuatu yang tidak mungkin bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkualitas, dan berkelanjutan,” ujar dia.
UOB Indonesia optimistis pengembangan industri hilir dan transisi menuju perekonomian hijau di Indonesia akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan peluang.
Strategi tersebut dapat membantu meningkatkan nilai tambah perekonomian nasional, mendukung tujuan-tujuan terkait pelestarian lingkungan, serta menciptakan lapangan kerja untuk pertumbuhan jangka panjang.
Baca juga: Pemerintah kejar aturan insentif pabrik EV rampung bulan depan
Baca juga: Gubernur Khofifah apresiasi konversi kendaraan listrik SMK PSM Magetan
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: