Indonesia tuan rumah lokakarya Jasa Keuangan Pos Asia
27 Mei 2013 12:11 WIB
Ilustrasi. Petugas PT Pos Indonesia melayani seorang pelanggan yang melakukan transaksi keuangan di kantor Pos, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (1/5). (FOTO ANTARA/Dedhez Anggara)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan lokakarya keempat proyek pengembangan layanan jasa keuangan pos elektronik di Asia.
"Suatu kebanggaan bagi Pos Indonesia untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan workshop yang keempat ini," kata Dirut PT Pos Indonesia (Persero) I Ketut Mardjana di sela-sela lokakarya, Jakarta, Senin.
Menurut dia, lokakarya tersebut diadakan dengan tujuan memperluas jaringan layanan keuangan diantara negara-negara anggota Universal Postal Union (UPU) berbasis teknologi informasi yang dikenal sebagai International Financial System (IFS).
"Partisipasi Pos Indonesia dalam proyek UPU-IPAD untuk meningkatkan kualitas pertukaran remittance dengan negara-negara anggota UPU," katanya.
Ketut mengatakan teknologi informasi membawa perubahan yang cepat dan signifikan pada gaya hidup masyarakat. "Pelanggan pos menghendaki layanan cepat, aman dan berkualitas," katanya.
Menurut dia, melalui pemanfaatan IFS dan UPU, layanan weselpos antarnegara yang sebelumnya dilakukan secara konvensional melalui transmisi fisik, ditingkatkan menjadi transmisi virtual sehingga layanan pengiriman uang menjadi lebih cepat dengan keamanan yang terjamin.
Lokakarya ini digagas oleh dua badan internasional yakni UPU dan International Food and Agricultural Fund (IFAD).
Indonesia sebagai negara anggota UPU merupakan salah satu negara yang menjadi peserta proyek pengembangan layanan jasa keuangan pos elektronik bersama lima negara di Asia lainnya yakni Kamboja, India, Laos, Malaysia dan Vietnam.
Selain dihadiri perwakilan enam negara peserta proyek, lokakarya juga dihadiri oleh perwakilan beberapa negara anggota UPU lainnya yakni Bangladesh, Perancis, Filiphina, Sri Lanka dan Thailand.
"Suatu kebanggaan bagi Pos Indonesia untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan workshop yang keempat ini," kata Dirut PT Pos Indonesia (Persero) I Ketut Mardjana di sela-sela lokakarya, Jakarta, Senin.
Menurut dia, lokakarya tersebut diadakan dengan tujuan memperluas jaringan layanan keuangan diantara negara-negara anggota Universal Postal Union (UPU) berbasis teknologi informasi yang dikenal sebagai International Financial System (IFS).
"Partisipasi Pos Indonesia dalam proyek UPU-IPAD untuk meningkatkan kualitas pertukaran remittance dengan negara-negara anggota UPU," katanya.
Ketut mengatakan teknologi informasi membawa perubahan yang cepat dan signifikan pada gaya hidup masyarakat. "Pelanggan pos menghendaki layanan cepat, aman dan berkualitas," katanya.
Menurut dia, melalui pemanfaatan IFS dan UPU, layanan weselpos antarnegara yang sebelumnya dilakukan secara konvensional melalui transmisi fisik, ditingkatkan menjadi transmisi virtual sehingga layanan pengiriman uang menjadi lebih cepat dengan keamanan yang terjamin.
Lokakarya ini digagas oleh dua badan internasional yakni UPU dan International Food and Agricultural Fund (IFAD).
Indonesia sebagai negara anggota UPU merupakan salah satu negara yang menjadi peserta proyek pengembangan layanan jasa keuangan pos elektronik bersama lima negara di Asia lainnya yakni Kamboja, India, Laos, Malaysia dan Vietnam.
Selain dihadiri perwakilan enam negara peserta proyek, lokakarya juga dihadiri oleh perwakilan beberapa negara anggota UPU lainnya yakni Bangladesh, Perancis, Filiphina, Sri Lanka dan Thailand.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: