“Itu (go digital) sangat membantu penyedia data ICS (innovative credit scoring) memberikan skor yang lebih akurat di mana skor itu dapat menjadi acuan bagi pemberi kredit. Kalau tidak digital, juga lebih lambat, tidak sebaik (UMKM) yang sudah digital,” ujar Peter dalam Media Clinic AFTECH bersama Tongdun TrustDecision secara daring, sebagaimana dipantau di Jakarta, Rabu.
Baca juga: AFTECH sebut "innovative credit scoring” perluas inklusi keuangan
Hal senada disampaikan pula oleh Direktur Pemasaran, Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Abynprima Rizki. Menurut Abyn, sapaan akrab Abynprima Rizki, UMKM di Tanah Air sudah sepatutnya memiliki pemahaman yang memadai mengenai cara membentuk skor kredit yang baik, seperti dengan go digital.
Skor atau nilai kredit tersebut lantas dapat digunakan oleh pemberi pinjaman, baik bank maupun perusahaan pembiayaan, menilai risiko kredit dari calon debitur.
Baca juga: CIPS: Risiko penggunaan "Innovative Credit Scoring" perlu diwaspadai
Baca juga: Menilik tren pemanfaatan pinjol di kalangan anak muda Jakarta Baca juga: Pengamat: BI Checking itu penting untuk pelamar pekerjaan