IHSG ditutup menguat seiring optimisme The Fed akan bersikap 'dovish'
11 Oktober 2023 17:05 WIB
Ilustrasi - Pekerja membersihkan lantai di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc/pri.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat seiring dengan optimisme para pelaku pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan bersikap cenderung dovish ke depan.
IHSG ditutup menguat 9,56 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.931,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,67 poin atau 0,18 persen ke posisi 944,69.
“Bursa Asia menguat mengikuti penguatan Wall Street, yang disebabkan oleh Presiden Fed Bank of San Francisco Mary Daly mengatakan kondisi perekonomian yang ketat mungkin menyebabkan The Fed “tidak perlu berbuat banyak”, sehingga memunculkan spekulasi bahwa tingkat suku bunga The Fed mungkin tidak akan dinaikkan lagi pada pertemuan November ini,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dengan demikian, indeks dolar AS bertahan di bawah 106 setelah kehilangan lebih dari 5 persen, atau terbebani oleh pesan dovish dari pejabat The Fed.
Saat ini, investor menantikan risalah pertemuan terakhir The Fed dan data inflasi pada Kamis (11/10) sebagai petunjuk kebijakan moneter yang akan dilakukan oleh The Fed, serta terus memantau konflik antara Israel dan Hamas.
Dari Asia, para investor menantikan langkah pemerintah China yang sedang mempertimbangkan defisit anggaran, seiring dengan stimulus baru yang akan diberikan, serta menantikan rilis data perekonomian China pada Kamis (12/10) seperti inflasi, PPI, dan neraca perdagangan sebagai petunjuk perkembangan perekonomian China.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor infrastruktur sebesar 3,5 persen, diikuti sektor properti dan sektor barang konsumen non primer yang naik masing- masing naik sebesar 1,08 persen dan 0,61 persen.
Sedangkan, delapan sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor teknologi yang turun minus 1,47 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang konsumen primer yang turun masing- masing minus 0,79 persen dan 0,57 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu STRK, CITY, BULL, KOKA dan BREN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni WIDI, LOPI, SEMA, SULI dan FILM.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.288.547 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,47 miliar lembar saham senilai Rp10,39 triliun. Sebanyak 274 saham naik, 238 saham menurun, dan 241 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei indeks menguat 190,00 poin atau 0,60 persen ke 31.936,50, indeks Hang Seng menguat 228,36 poin atau 1,29 persen ke 17.893,10, indeks Shanghai menguat 3,72 poin atau 0,12 persen ke 3.078,96, dan indeks Strait Times melemah 6,20 poin atau 0,19 persen ke 3.192,87.
IHSG ditutup menguat 9,56 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.931,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,67 poin atau 0,18 persen ke posisi 944,69.
“Bursa Asia menguat mengikuti penguatan Wall Street, yang disebabkan oleh Presiden Fed Bank of San Francisco Mary Daly mengatakan kondisi perekonomian yang ketat mungkin menyebabkan The Fed “tidak perlu berbuat banyak”, sehingga memunculkan spekulasi bahwa tingkat suku bunga The Fed mungkin tidak akan dinaikkan lagi pada pertemuan November ini,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dengan demikian, indeks dolar AS bertahan di bawah 106 setelah kehilangan lebih dari 5 persen, atau terbebani oleh pesan dovish dari pejabat The Fed.
Saat ini, investor menantikan risalah pertemuan terakhir The Fed dan data inflasi pada Kamis (11/10) sebagai petunjuk kebijakan moneter yang akan dilakukan oleh The Fed, serta terus memantau konflik antara Israel dan Hamas.
Dari Asia, para investor menantikan langkah pemerintah China yang sedang mempertimbangkan defisit anggaran, seiring dengan stimulus baru yang akan diberikan, serta menantikan rilis data perekonomian China pada Kamis (12/10) seperti inflasi, PPI, dan neraca perdagangan sebagai petunjuk perkembangan perekonomian China.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor infrastruktur sebesar 3,5 persen, diikuti sektor properti dan sektor barang konsumen non primer yang naik masing- masing naik sebesar 1,08 persen dan 0,61 persen.
Sedangkan, delapan sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor teknologi yang turun minus 1,47 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang konsumen primer yang turun masing- masing minus 0,79 persen dan 0,57 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu STRK, CITY, BULL, KOKA dan BREN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni WIDI, LOPI, SEMA, SULI dan FILM.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.288.547 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,47 miliar lembar saham senilai Rp10,39 triliun. Sebanyak 274 saham naik, 238 saham menurun, dan 241 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei indeks menguat 190,00 poin atau 0,60 persen ke 31.936,50, indeks Hang Seng menguat 228,36 poin atau 1,29 persen ke 17.893,10, indeks Shanghai menguat 3,72 poin atau 0,12 persen ke 3.078,96, dan indeks Strait Times melemah 6,20 poin atau 0,19 persen ke 3.192,87.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: