Bandung, Jawa Barat (ANTARA) - Perusahaan teknologi akuakultur eFishery telah memfasilitasi transaksi penjualan ikan dan udang senilai total Rp8 triliun serta transaksi penjualan pakan ikan dan udang sebesar Rp4 triliun selama satu dekade perusahaan berdiri atau sejak 2013.

"Sudah hampir 200 ribu pembudidaya dan petambak di 28 provinsi yang tergabung di eFishery dan kita menjadi distributor pakan sekaligus supplier ikan dan udang yang terbesar di Indonesia, tanpa kita mengolah satu kolam pun dan kita membudidayakan para pembudi daya dan petambak tadi," kata CEO dan Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah saat konferensi pers 10th Anniversary eFishery di Sabuga, Bandung, Jabar, Rabu.

Dari sisi ekonomi, lanjutnya, eFishery telah berkontribusi hampir tiga persen dari total PDB perikanan di Indonesia. Kemudian, melalui produk pertamanya yakni eFeeder berupa pemberi pakan ikan otomatis mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari dan meningkatkan efisiensi pakan hingga 30 persen.

Kemudian, melalui kerja sama dengan beberapa institusi finansial yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), eFishery memberikan akses ekonomi digital yang inklusif bagi para pembudi daya ikan dan petambak udang telah menyalurkan Rp1,07 triliun untuk 24 ribu pembudi daya ikan dan petambak udang di seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, Gibran mengatakan bahwa ketika pertama kali eFishery hadir di Indonesia, industri akuakultur masih merupakan industri yang belum banyak dilirik orang, sementara potensi dan pasarnya masih sangat menjanjikan bila dimanfaatkan dengan baik.

Kini, pesatnya pertumbuhan industri perikanan Indonesia dalam beberapa tahun belakangan membuat banyak perusahaan turut berpartisipasi dalam sektor perikanan budidaya dan perikanan tangkap dengan fokus yang berbeda.

"Segala hal yang hadir dalam industri ini menjadi sebuah pencapaian, yang membuktikan bahwa makin banyak pihak yang peduli dengan masalah yang ada. Oleh karena itu, eFishery akan terus hadir membawa solusi yang inovatif berbasiskan teknologi untuk mendukung perkembangan industri akuakultur Indonesia dan ekosistem yang tergabung di dalamnya," ujarnya.

Adapun dalam waktu dekat, eFishery akan berfokus mengembangkan ekspor udang ke Amerika Serikat dan China kemudian memulai ekspor nila ke pasar Amerika Serikat pada kuartal empat 2024. Setelah berhasil masuk ke pasar Amerika Serikat dan China

"Jadi, ekspor ini nanti jadi poin utamanya alasannya cukup clear (jelas) ya karena biasanya market-market yang ada di Indonesia ini domestik dan low value added. Kalau kita bisa masuk ke market yang ada luar jadi lebih besar oportunity-nya dan semua produksi bukan hanya perikanan tapi produksi pangan yang besar besar pasti mereka ekspor," tuturnya.

Baca juga: Startup akuakultur targetkan 200 ribu pembudidaya lakukan hilirisasi
Baca juga: Kominfo gandeng startup terapkan teknologi digital di pembudidaya
Baca juga: Perusahaan akuakultur eFishery raih pendanaan seri D Rp3 triliun