Medan (ANTARA) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bersama Emirates Global Alumina (EGA) mengumumkan penyelesaian lima tungku peleburan yang sudah diperbaharui, yang merupakan bagian dari rencana besar Inalum dalam meningkatkan produksi aluminium hingga dua kali lipat (double capacity).

Direktur Utama Inalum, Danny Praditya di Medan, Selasa, mengatakan kolaborasi Inalum-EGA telah berhasil menghasilkan tungku peleburan yang lebih modern sehingga target Inalum untuk memproduksi aluminium hingga double capacity bisa terpenuhi.

EGA sebagai perusahaan aluminium global yang berada di Uni Emirat Arab memiliki keahlian di bidang teknologi modern di sektor peleburan aluminium. Keahlian tersebut membuat Inalum menjadikan EGA sebagai mitra kolaborasi dalam peningkatan kapasitas produksi aluminium di Kuala Tanjung.

"Selanjutnya kami akan mengevaluasi hasil ini untuk tahap berikutnya dari proyek yang lebih luas, selaras dengan Nota Kesepahaman yang telah disepakati untuk meningkatkan kemitraan antara Indonesia dan UEA," katanya.

Penyelesaian tungku percontohan merupakan bagian awal dari rencana besar Inalum dalam pengembangan 298 tungku di Potlines 1 dan Potlines 3 di Smelter Kuala Tanjung. Menargetkan peningkatan daya energi dari 195ka ke 215ka, dan diperkirakan bisa meningkatkan produksi hingga 10 persen.

Pengembangan 5 tungku telah menghabiskan waktu 1,5 tahun dengan pengerjaan meliputi pembuatan desain tungku dan pengimplementasiannya.

Pembangunan juga mencakup perbaikan signifikan pada struktur atas berupa kerangka untuk anoda dan busbar serta dan potshell. Juga menggabungkan Sistem Kontrol Tungku milik EGA yang lebih modern sehingga bisa memaksimalkan produksi sekaligus mengurangi konsumsi energi dan emisi lingkungan.

Sementara Chief Executive Officer EGA, Abdulnasser Bin Kalban, mengatakan EGA sebagai salah satu perusahaan peleburan aluminium terbesar di dunia menyebut bahwa keberhasilan lima tungku ini merupakan tonggak penting bersejarah dalam penerapan teknologi peleburan yang lebih modern di Inalum.

Atas dasar itu diharapkan bisa menjadi langkah awal dalam kolaborasi lanjutan dengan Inalum dan Indonesia pada khususnya.

"Keberhasilan penyelesaian permulaan pot percontohan ini merupakan tonggak penting baik dalam proyek kami untuk menyebarkan pengetahuan teknologi EGA di Indonesia, dan potensi kemitraan kami yang lebih luas dengan Inalum. Tim teknologi EGA memiliki rekam jejak kesuksesan selama puluhan tahun, menciptakan nilai bagi EGA tidak hanya di UEA tetapi juga secara internasional," katanya.

Baca juga: PT Inalum targetkan produksi 300 ribu ton aluminium pada 2024
Baca juga: Dirut PT Inalum ungkap rencana pra-IPO tahun depan
Baca juga: PT Inalum fokus pengembangan hilirisasi produk