Analis sebut pelaku kripto 'wait and see' menjelang rilis inflasi AS
10 Oktober 2023 14:41 WIB
Warganet mengakses laman informasi aplikasi investasi aset kripto Pintu, di Denpasar, Bali, Kamis (24/8/2023). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Jakarta (ANTARA) - Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan para pelaku pasar kripto pada pekan ini cenderung wait and see, karena sedang menantikan serangkaian data makroekonomi penting, salah satunya rilis inflasi Amerika Serikat (AS) pada Kamis (12/10).
Setelahnya, akan terdapat rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) pada Jumat (13/10), dan kemudian rilis risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) periode September dari The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (11/10).
“Data inflasi pekan ini nantinya akan dapat memberi petunjuk terhadap keputusan suku bunga The Fed pada November 2023. Selain itu, setiap pernyataan petinggi The Fed baik itu hawkish atau dovis dapat menjadi petunjuk pasar untuk menilai kebijakan moneter yang akan diambil,” ujar Panji sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Selain itu, menurutnya pula, meningkatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh konflik di Timur Tengah telah menyebabkan lonjakan pada harga minyak, sehingga dapat memicu volatilitas lebih lanjut di pasar aset kripto.
Sehingga, membuat pelaku pasar khawatir terhadap inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga yang lebih tinggi yang menyebabkan investor risk off sementara, sehingga Bitcoin dan Altcoin saat ini mengalami tekanan jangka pendek.
Dari sisi industri, pada pekan ini komunitas dan investor kripto memperhatikan berita apa pun mengenai ETF spot Bitcoin, karena minggu depan merupakan “second deadline” terhadap keputusan atas serangkaian ETF Bitcoin spot yang telah diajukan oleh sejumlah manajer investasi.
“Persetujuan terhadap ETF Bitcoin spot ini berpotensi membuka pintu masuknya uang institusional ke dalam ruang kripto, sehingga jika nantinya disetujui oleh SEC maka akan berpotensi berdampak positif ke pasar kripto,” ujar Panji.
Pada pekan kedua Oktober 2023, pasar Aset Kripto bertengger di zona merah dengan Bitcoin (BTC) kembali turun 1,37 persen menjadi 27.552 per dolar AS pada Selasa (10/10) pukul 09.00 WIB.
Sedangkan, Ethereum turun 3,29 persen bertengger di harga 1.577 per dolar AS dan total kapitalisasi pasar Aset Kripto juga turun 1,65 persen menjadi 1,049 triliun dolar AS.
Baca juga: Aplikasi PINTU sudah diunduh 6 juta kali
Baca juga: OJK: Investor aset kripto mencapai 17,8 juta
Setelahnya, akan terdapat rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) pada Jumat (13/10), dan kemudian rilis risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) periode September dari The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (11/10).
“Data inflasi pekan ini nantinya akan dapat memberi petunjuk terhadap keputusan suku bunga The Fed pada November 2023. Selain itu, setiap pernyataan petinggi The Fed baik itu hawkish atau dovis dapat menjadi petunjuk pasar untuk menilai kebijakan moneter yang akan diambil,” ujar Panji sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Selain itu, menurutnya pula, meningkatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh konflik di Timur Tengah telah menyebabkan lonjakan pada harga minyak, sehingga dapat memicu volatilitas lebih lanjut di pasar aset kripto.
Sehingga, membuat pelaku pasar khawatir terhadap inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga yang lebih tinggi yang menyebabkan investor risk off sementara, sehingga Bitcoin dan Altcoin saat ini mengalami tekanan jangka pendek.
Dari sisi industri, pada pekan ini komunitas dan investor kripto memperhatikan berita apa pun mengenai ETF spot Bitcoin, karena minggu depan merupakan “second deadline” terhadap keputusan atas serangkaian ETF Bitcoin spot yang telah diajukan oleh sejumlah manajer investasi.
“Persetujuan terhadap ETF Bitcoin spot ini berpotensi membuka pintu masuknya uang institusional ke dalam ruang kripto, sehingga jika nantinya disetujui oleh SEC maka akan berpotensi berdampak positif ke pasar kripto,” ujar Panji.
Pada pekan kedua Oktober 2023, pasar Aset Kripto bertengger di zona merah dengan Bitcoin (BTC) kembali turun 1,37 persen menjadi 27.552 per dolar AS pada Selasa (10/10) pukul 09.00 WIB.
Sedangkan, Ethereum turun 3,29 persen bertengger di harga 1.577 per dolar AS dan total kapitalisasi pasar Aset Kripto juga turun 1,65 persen menjadi 1,049 triliun dolar AS.
Baca juga: Aplikasi PINTU sudah diunduh 6 juta kali
Baca juga: OJK: Investor aset kripto mencapai 17,8 juta
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: