AS tidak berencana kerahkan tentara dalam konflik di Gaza
10 Oktober 2023 11:34 WIB
Koordinator Dewan Keamanan Nasional AS untuk komunikasi strategis, John Kirby, terlihat berbicara dalam konferensi pers harian di Gedung Putih di Washington pada Jumat (20/1/2023). ANTARA/Yonhap/am.
Washington (ANTARA) - Pemerintah AS tidak berniat mengerahkan serdadunya menyusul serangan Hamas terhadap Israel, tetapi pemerintah AS akan melindungi kepentingan AS di wilayah tersebut, kata juru bicara Gedung Putih pada Senin waktu setempat.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan "tidak ada keraguan bahwa ada keterlibatan" Iran dalam mendukung Hamas.
Namun, lanjutnya, pemerintahan Presiden Joe Biden belum melihat bukti nyata bahwa Iran terlibat langsung dalam merencanakan serangan kali ini.
Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Gedung Putih mengharapkan permintaan keamanan tambahan dari Israel dan akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut secepat mungkin.
Dia juga mengatakan bahwa "terlalu dini mengatakan bahwa kami telah menghentikan sepenuhnya" upaya normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, tetapi diplomasi seperti itu tetap harus didorong.
Baca juga: Sekjen PBB sangat tertekan dengan rencana Israel kepung total Gaza
Sebelumnya, AS menyatakan akan mengirimkan beberapa kapal dan pesawat militer lebih dekat ke Israel sebagai bentuk dukungan, kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Washington meyakini serangan mematikan Hamas kemungkinan dimotivasi mengganggu potensi normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi.
Kelompok bersenjata Hamas menyerbu pagar perbatasan Israel-Gaza dari Gaza pada Sabtu (7/10) untuk menewaskan tentara dan warga sipil Israel serta menyandera puluhan orang di daerah kantong Palestina berpantai tersebut.
Israel merespons dengan melancarkan pemboman besar-besaran di Gaza dan kemungkinan dilanjutkan dengan serangan darat ke wilayah yang telah mereka tinggalkan hampir dua dekade lalu setelah 38 tahun diduduki.
Serangan Hamas itu menyebabkan 800 warga Israel tewas dan lebih dari 2.500 orang terluka, sedangkan dari pihak Palestina sudah lebih dari 500 warga tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka akibat serangan udara Israel.
Baca juga: Indonesia dorong upaya penghentian kekerasan di Palestina
Sumber: Reuters
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan "tidak ada keraguan bahwa ada keterlibatan" Iran dalam mendukung Hamas.
Namun, lanjutnya, pemerintahan Presiden Joe Biden belum melihat bukti nyata bahwa Iran terlibat langsung dalam merencanakan serangan kali ini.
Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Gedung Putih mengharapkan permintaan keamanan tambahan dari Israel dan akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut secepat mungkin.
Dia juga mengatakan bahwa "terlalu dini mengatakan bahwa kami telah menghentikan sepenuhnya" upaya normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, tetapi diplomasi seperti itu tetap harus didorong.
Baca juga: Sekjen PBB sangat tertekan dengan rencana Israel kepung total Gaza
Sebelumnya, AS menyatakan akan mengirimkan beberapa kapal dan pesawat militer lebih dekat ke Israel sebagai bentuk dukungan, kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Washington meyakini serangan mematikan Hamas kemungkinan dimotivasi mengganggu potensi normalisasi hubungan Israel-Arab Saudi.
Kelompok bersenjata Hamas menyerbu pagar perbatasan Israel-Gaza dari Gaza pada Sabtu (7/10) untuk menewaskan tentara dan warga sipil Israel serta menyandera puluhan orang di daerah kantong Palestina berpantai tersebut.
Israel merespons dengan melancarkan pemboman besar-besaran di Gaza dan kemungkinan dilanjutkan dengan serangan darat ke wilayah yang telah mereka tinggalkan hampir dua dekade lalu setelah 38 tahun diduduki.
Serangan Hamas itu menyebabkan 800 warga Israel tewas dan lebih dari 2.500 orang terluka, sedangkan dari pihak Palestina sudah lebih dari 500 warga tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka akibat serangan udara Israel.
Baca juga: Indonesia dorong upaya penghentian kekerasan di Palestina
Sumber: Reuters
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023
Tags: