Batam (ANTARA News) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Lucky S Slamet, mengatakan 30 persen penganan yang dijajakan Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) Kota Batam belum bebas dari bahan berbahaya mengandung zat fisika dan kimia.
"Berdasarkan pengawasan BPOM terhadap PKL di Batam, masih ada 30 persen belum penuhi syarat," kata Lucky disela-sela peresmian pusat PKL Batam Square 91, Kota Batam Kepulauan Riau, Jumat.
Meski begitu, menurut dia, PKL di Batam relatif lebih baik dibanding PKL di daerah lain di Indonesia. Hal itu terbukti dalam pelatihan yang diadakan BPOM sebelumnya.
"Pada Bimtek keamanan pangan yang diikuti 30 PKL, hasilnya semua lulus. Ini lebih baik dibanding rata-rata nasional," kata dia.
Ia mengatakan perlu banyak pembinaan dan pendampingan agar PKL tidak lagi menggunakan bahan berbahaya dalam sajian penganan yang dijajakan.
Untuk meminimalkan penggunaan bahan berbahaya, BPOM juga melakukan rangkaian sosialisasi yang dilakukan bersama pemerintah daerah, kata dia. Di antaranya membuat banyak modul, poster dan lainnya yang berisi imbauan agar PKL lebih peduli pada penggunaan bahan yang aman.
Menurut dia, PKL adalah aset pembangunan nasional yang berbasis kerakyatan. PKL berperan meningkatkan pendapatan dan mendorong ekonomi masyarakat. Meski begitu, mutu penganan yang dijajakan harus dijaga.
"Kami mengharapkan produk yang dijajakan pedagang kreatif lapangan, memenuhi unsur keamanan, mutu dan manfaat. BPOM mengawal jaminan mutu produk penganan olahan dan industri," katanya.
30 persen penganan PKL belum aman
24 Mei 2013 20:11 WIB
Ketua Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Lucky S. Slamet (FOTO ANTARA/Agus Bebeng)
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: