Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5 di wilayah barat daya Boalemo, Gorontalo dipicu aktivitas subduksi Sulawesi Utara.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas Subduksi Sulawesi Utara," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Daryono juga memutakhirkan informasi yang pada awalnya berkekuatan magnitudo 5,6 menjadi magnitudo 5,5.

Ia mengemukakan episenter gempa terletak pada koordinat 0,36 lintang utara dan 122,23 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 22 km arah Barat Daya Boalemo, Gorontalo pada kedalaman 89 km.

Ia menjelaskan gempa yang terjadi pada Senin (9/10), pukul 10.50.50 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Gorontalo, Kab. Gorontalo Utara, Pohuwatu, Bone Bolango, Bolaang Mongondow Utara, Buol, Toli-toli, dan Boalemo III MMI dengan skala intensitas III MMI (modified mercally intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Hingga pukul 11.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Daryono mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.