DPKP: Kurang dari dua bulan terjadi terjadi 222 kasus kebakaran lahan
8 Oktober 2023 23:49 WIB
Personel PMI Kabupaten Sukabumi saat membantu memadamkan kebakaran kawasan hutan Gunung Walat, Kecamatan Cibadak beberapa waktu lalu. ANTARA/Aditya Rohman
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Sukabumi mencatat dari awal September hingga memasuki pekan kedua Oktober 2023, pihaknya mencatat ada 222 kasus atau kejadian kebakaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jabar.
"Tingginya angka kasus kebakaran lahan ini dikarenakan di satu titik kebakaran terjadi beberapa kasus kebakaran bahkan ada yang mencapai 10 titik," kata Kepala DPKP Kabupaten Sukabumi U Burhanudin di Sukabumi pada Minggu.
Menurut Burhanudin, untuk September tercatat ada 195 kasus kebakaran lahan yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dengan demikian pada awal Oktober ini sudah ada 27 kasus kebakaran yang di mana mayoritas sudah dipadamkan dan beberapa lainnya masih dalam penanganan.
Bahkan, petugas pemadam kebakaran (damkar) sempat beberapa hari tidak bisa beristirahat karena banyaknya kejadian kebakaran di lokasi yang berbeda dan jaraknya cukup jauh.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya, kasus kebakaran lahan mayoritas dipicu adanya kegiatan pembukaan lahan dengan cara membakar ilalang atau rumput oleh oknum tidak bertanggung jawab yang kemudian api dengan cepat meluas hingga ke kawasan hutan seperti kebakaran hutan di Gunung Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu dan Gunung Walat, Kecamatan Cibadak.
Baca juga: Ridwan Kamil instruksikan Bupati Bandung atasi kebakaran lahan
Baca juga: Manajemen BIJB: Kebakaran lahan tak ganggu aktivitas Bandara Kertajati
Menurut dia, kebakaran lahan juga dipicu oleh hal sepele seperti membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan di mana bara api itu kemudian membakar rerumputan kering yang akhirnya api membesar dan meluas.
"Dalam penanganan kejadian kebakaran, kami juga dibantu oleh personel TNI, Polri, unsur pemerintahan dari lingkup dinas, kecamatan dan desa serta komunitas dan masyarakat," tambahnya.
Burhanudin mengatakan potensi terjadinya kebakaran lahan masih cukup tinggi, meskipun sebagian wilayah di Kabupaten Sukabumi sudah turun hujan.
Ia mengimbau kepada siapapun agar tidak melakukan aktivitas yang berpotensi atau memicu terjadinya kebakaran serta selalu memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya.
"Jika ada muncul asap untuk segera melaporkan kepada petugas damkar atau dipadamkan dengan alat seadanya agar api tidak membesar," katanya.
Baca juga: KLHK terapkan penegakan hukum berlapis untuk pelaku karhutla
Baca juga: Damkar berupaya padamkan kebakaran lahan di Bakauheni Lampung Selatan
Baca juga: KLHK tingkatkan patroli untuk cegah karhutla di Tol Trans Sumatera
"Tingginya angka kasus kebakaran lahan ini dikarenakan di satu titik kebakaran terjadi beberapa kasus kebakaran bahkan ada yang mencapai 10 titik," kata Kepala DPKP Kabupaten Sukabumi U Burhanudin di Sukabumi pada Minggu.
Menurut Burhanudin, untuk September tercatat ada 195 kasus kebakaran lahan yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dengan demikian pada awal Oktober ini sudah ada 27 kasus kebakaran yang di mana mayoritas sudah dipadamkan dan beberapa lainnya masih dalam penanganan.
Bahkan, petugas pemadam kebakaran (damkar) sempat beberapa hari tidak bisa beristirahat karena banyaknya kejadian kebakaran di lokasi yang berbeda dan jaraknya cukup jauh.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya, kasus kebakaran lahan mayoritas dipicu adanya kegiatan pembukaan lahan dengan cara membakar ilalang atau rumput oleh oknum tidak bertanggung jawab yang kemudian api dengan cepat meluas hingga ke kawasan hutan seperti kebakaran hutan di Gunung Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu dan Gunung Walat, Kecamatan Cibadak.
Baca juga: Ridwan Kamil instruksikan Bupati Bandung atasi kebakaran lahan
Baca juga: Manajemen BIJB: Kebakaran lahan tak ganggu aktivitas Bandara Kertajati
Menurut dia, kebakaran lahan juga dipicu oleh hal sepele seperti membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan di mana bara api itu kemudian membakar rerumputan kering yang akhirnya api membesar dan meluas.
"Dalam penanganan kejadian kebakaran, kami juga dibantu oleh personel TNI, Polri, unsur pemerintahan dari lingkup dinas, kecamatan dan desa serta komunitas dan masyarakat," tambahnya.
Burhanudin mengatakan potensi terjadinya kebakaran lahan masih cukup tinggi, meskipun sebagian wilayah di Kabupaten Sukabumi sudah turun hujan.
Ia mengimbau kepada siapapun agar tidak melakukan aktivitas yang berpotensi atau memicu terjadinya kebakaran serta selalu memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya.
"Jika ada muncul asap untuk segera melaporkan kepada petugas damkar atau dipadamkan dengan alat seadanya agar api tidak membesar," katanya.
Baca juga: KLHK terapkan penegakan hukum berlapis untuk pelaku karhutla
Baca juga: Damkar berupaya padamkan kebakaran lahan di Bakauheni Lampung Selatan
Baca juga: KLHK tingkatkan patroli untuk cegah karhutla di Tol Trans Sumatera
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023
Tags: