TWC gelar "Boko Membatik" ajak wisatawan peduli warisan budaya dunia
7 Oktober 2023 18:26 WIB
Wisatawan mengikuti kegiatan Boko Membatik di pelataran destinasi wisata Candi Keraton Ratu Boko Prambanan yang digelar PT TWC dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Sabtu (7/10/2023). ANTARA/HO-PT TWC
Sleman (ANTARA) - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh tiap 2 Oktober menggelar "Boko Membatik" di destinasi Taman Wisata Keraton Ratu Boko, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu.
"Boko Membatik mengajak wisatawan untuk belajar membatik sambil menikmati keindahan panorama situs cagar budaya peninggalan abad ke-8 Masehi oleh Wangsa Syailendra ini," kata General Manager of Prambanan & Ratu Boko I Gusti Putu Ngurah Sedana.
Ia mengatakan, pemandangan Gapura Keraton Ratu Boko yang ikonik menjadi view menawan bagi wisatawan sambil belajar membatik. Selain itu, wisatawan juga mendapatkan fasilitas membatik, antara lain canting, malam, dan kain batik yang hasilnya bisa dibawa pulang sebagai buah tangan bagi wisatawan.
"Aktivitas ini dihadirkan untuk menumbuhkan kepedulian pengunjung terhadap salah satu peninggalan Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi dari UNESCO," katanya.
Menurut dia, Batik sebagai kekayaan seni budaya Indonesia, tidak hanya bernilai seni tinggi, namun juga penuh dengan makna filosofi nilai-nilai luhur bangsa.
Program ini merupakan kolaborasi antara PT TWC dengan Dwilooka Batik sebagai perajin batik lokal yang berada di sekitar destinasi Keraton Ratu Boko.
"Kolaborasi ini sekaligus bentuk dukungan PT TWC sebagai pengelola destinasi wisata kepada pelaku ekonomi kreatif serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berada di sekitarnya," katanya pula.
Putu Ngurah Sedana mengatakan bahwa kegiatan Boko Membatik ini merupakan bentuk kepedulian terhadap salah satu peninggalan warisan budaya bangsa, sekaligus mendukung keberadaan pelaku ekonomi kreatif dan UMKM Batik sebagai salah satu daya tarik wisata yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di sekitar.
"Boko Membatik memadukan dua aspek, yaitu upaya pelestarian dengan menggaungkan semangat kepedulian, sekaligus upaya mendukung keberadaan UMKM di kawasan destinasi wisata, yang turut mendongkrak perekonomian di sekitar," katanya pula.
Ia menambahkan, dua aspek itu menjadi komitmen utama PT TWC dalam mengembangkan potensi destinasi wisata yang dikelola.
"Peserta yang mengikuti workshop pada Boko Membatik dipandu oleh para perajin dari Dwilooka Batik," katanya lagi.
Peserta diperkenalkan dengan tahapan proses membatik, mulai dari mendesain motif batik, pindah pola, mencanting, pewarnaan, hingga pelorodan atau perebusan yang berfungsi untuk menghilangkan malam pada kain.
"Hasilnya bisa menjadi buah tangan bagi peserta Boko Membatik," katanya.
Inisiator Dwilooka Batik Septiani Dwi Astuti mengatakan, Boko Membatik mengajak peserta untuk lebih menghargai batik sebagai kerajinan seni, dengan proses pembuatan, teknik pewarnaan, makna tiap motif, serta keterlibatan masyarakatnya.
"Kita semua punya peran untuk turut menjaga dan melestarikan batik, tidak hanya sebagai bahan sandang semata, namun juga sebagai karya seni yang penuh makna," kata Septiani Dwi Astuti.
Menurut dia, Dwilooka Batik merupakan perajin batik lokal yang berasal dari Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
"Dwilooka Batik berdiri sejak 2017, kami menghadirkan kerajinan batik tulis dengan menggunakan pewarna alami serta sintetis. Dwilooka juga memproduksi kain jumputan serta ecoprint," katanya.
Ia berharap, kolaborasi ini dapat terus dilakukan untuk mendukung destinasi wisata, sekaligus menumbuhkan ekonomi kreatif di kawasan destinasi wisata.
"Program ini bisa memacu perkembangan UMKM dan ekonomi kreatif yang menjadi penopang pariwisata. Batik juga bisa menjadi daya tarik kunjungan wisatawan yang menjanjikan. Melalui Boko Membatik, semoga upaya pelestarian dengan cara mempopulerkan, mengenakannya dan terus mengkreasikannya," katanya pula.
Baca juga: "Kumpul Bocah" di TWC Keraton Ratu Boko tingkatkan kunjungan wisatawan
Baca juga: PT TWC hadirkan Semarak Merah Putih di seluruh destinasi
"Boko Membatik mengajak wisatawan untuk belajar membatik sambil menikmati keindahan panorama situs cagar budaya peninggalan abad ke-8 Masehi oleh Wangsa Syailendra ini," kata General Manager of Prambanan & Ratu Boko I Gusti Putu Ngurah Sedana.
Ia mengatakan, pemandangan Gapura Keraton Ratu Boko yang ikonik menjadi view menawan bagi wisatawan sambil belajar membatik. Selain itu, wisatawan juga mendapatkan fasilitas membatik, antara lain canting, malam, dan kain batik yang hasilnya bisa dibawa pulang sebagai buah tangan bagi wisatawan.
"Aktivitas ini dihadirkan untuk menumbuhkan kepedulian pengunjung terhadap salah satu peninggalan Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi dari UNESCO," katanya.
Menurut dia, Batik sebagai kekayaan seni budaya Indonesia, tidak hanya bernilai seni tinggi, namun juga penuh dengan makna filosofi nilai-nilai luhur bangsa.
Program ini merupakan kolaborasi antara PT TWC dengan Dwilooka Batik sebagai perajin batik lokal yang berada di sekitar destinasi Keraton Ratu Boko.
"Kolaborasi ini sekaligus bentuk dukungan PT TWC sebagai pengelola destinasi wisata kepada pelaku ekonomi kreatif serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berada di sekitarnya," katanya pula.
Putu Ngurah Sedana mengatakan bahwa kegiatan Boko Membatik ini merupakan bentuk kepedulian terhadap salah satu peninggalan warisan budaya bangsa, sekaligus mendukung keberadaan pelaku ekonomi kreatif dan UMKM Batik sebagai salah satu daya tarik wisata yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di sekitar.
"Boko Membatik memadukan dua aspek, yaitu upaya pelestarian dengan menggaungkan semangat kepedulian, sekaligus upaya mendukung keberadaan UMKM di kawasan destinasi wisata, yang turut mendongkrak perekonomian di sekitar," katanya pula.
Ia menambahkan, dua aspek itu menjadi komitmen utama PT TWC dalam mengembangkan potensi destinasi wisata yang dikelola.
"Peserta yang mengikuti workshop pada Boko Membatik dipandu oleh para perajin dari Dwilooka Batik," katanya lagi.
Peserta diperkenalkan dengan tahapan proses membatik, mulai dari mendesain motif batik, pindah pola, mencanting, pewarnaan, hingga pelorodan atau perebusan yang berfungsi untuk menghilangkan malam pada kain.
"Hasilnya bisa menjadi buah tangan bagi peserta Boko Membatik," katanya.
Inisiator Dwilooka Batik Septiani Dwi Astuti mengatakan, Boko Membatik mengajak peserta untuk lebih menghargai batik sebagai kerajinan seni, dengan proses pembuatan, teknik pewarnaan, makna tiap motif, serta keterlibatan masyarakatnya.
"Kita semua punya peran untuk turut menjaga dan melestarikan batik, tidak hanya sebagai bahan sandang semata, namun juga sebagai karya seni yang penuh makna," kata Septiani Dwi Astuti.
Menurut dia, Dwilooka Batik merupakan perajin batik lokal yang berasal dari Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
"Dwilooka Batik berdiri sejak 2017, kami menghadirkan kerajinan batik tulis dengan menggunakan pewarna alami serta sintetis. Dwilooka juga memproduksi kain jumputan serta ecoprint," katanya.
Ia berharap, kolaborasi ini dapat terus dilakukan untuk mendukung destinasi wisata, sekaligus menumbuhkan ekonomi kreatif di kawasan destinasi wisata.
"Program ini bisa memacu perkembangan UMKM dan ekonomi kreatif yang menjadi penopang pariwisata. Batik juga bisa menjadi daya tarik kunjungan wisatawan yang menjanjikan. Melalui Boko Membatik, semoga upaya pelestarian dengan cara mempopulerkan, mengenakannya dan terus mengkreasikannya," katanya pula.
Baca juga: "Kumpul Bocah" di TWC Keraton Ratu Boko tingkatkan kunjungan wisatawan
Baca juga: PT TWC hadirkan Semarak Merah Putih di seluruh destinasi
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: