Perwakilan dari BNPB Kapten Achmad Nur Wahyudi di Banjarmasin, Jumat, menjelaskan pelaksanaan TMC untuk hujan buatan tersebut dimulai hari ini hingga 8 Oktober 2023.
Untuk melaksanakan ini, kata dia, BNPB menggunakan pesawat Cessna C208B/PK-SNS yang dilakukan oleh crew Capt.Rizky/Baskoro dibantu M Taupik dan Dio sebagai penabur garam atau NaCL sebanyak 1.000 kilogram.
Baca juga: Disparpora Ngawi minta pengelola wisata lereng Lawu waspadai karhutla
Menurut dia, area yang ditabur, yakni, Radial 360-90 DME 0-60NM yang meliputi Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tapin, dan Kabupaten Tanah Bambu.Baca juga: Disparpora Ngawi minta pengelola wisata lereng Lawu waspadai karhutla
Dilanjutkan penerbangan kedua dengan berat bahan yang sama ditabur pada wilayah Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong.
"Semoga upaya ini bisa berhasil sesuai rencana," ujarnya.
Modifikasi cuaca agar bisa terjadi hujan buatan ini sesuai dengan harapan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, demikian disampaikan rilis dari Pemprov Kalsel.
Baca juga: Bupati Jember: Penyebab karhutla Argopuro diduga karena faktor alam
Karena titik api (hotspot) di provinsi tersebut sudah cukup banyak dengan berbagai cara dilakukan percepatan pemadaman, selain lewat jalur darat oleh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) provinsi dan kabupaten/kota, juga dibantu pihak TNI-Polri, badan pemadam kebakaran dan masyarakat umum.Baca juga: Bupati Jember: Penyebab karhutla Argopuro diduga karena faktor alam
Juga dengan cara pemadam langsung oleh water bombing dengan helikopter.
Sejak awal 2023, Pemprov Kalsel telah aktif melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengatasi masalah serius yang muncul selama musim kemarau, seperti karhutla dan kekeringan.
Upaya ini mencakup pembukaan pintu air, pengaliran air melalui kanal-kanal yang sudah ada, serta pembuatan kanal baru dengan bantuan alat berat untuk membasahi lahan-lahan yang berpotensi menjadi titik api.
Upaya pembasahan lahan akibat titik api pun terus dilakukan Pemprov Kalsel yang berkolaborasi dengan TNI/Polri, Pemkab Banjar, Pemkot Banjarbaru serta Pemkot Banjarmasin.
Agar lebih optimal, pembasahan dibagi dalam beberapa titik/posko yang penanggung jawabnya telah ditentukan.