Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar Maifrizon di Padang Jumat mengatakan salah satu kegiatan yang dirancang adalah lomba video pendek dengan tema keberagaman dan toleransi.
"Kegiatan ini disesuaikan dengan hobi generasi muda yang selalu eksis di media sosial baik dengan foto atau video. Dengan lomba ini, mau tidak mau mereka harus menggali keberagaman dan toleransi yang telah terbangun sejak lama di tengah masyarakat Sumbar," katanya.
Menurut Maifrizon, dengan metode itu generasi muda harus turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data dan fakta riil tentang keberagaman dan toleransi di tengah masyarakat.
"Hal itu akan menjadi pembelajaran langsung pula bagi generasi muda untuk membangun jiwa toleransi dan rasa saling menghargai," katanya.
Kegiatan itu sekaligus menjadi cara Pemprov Sumbar untuk menepis anggapan bahwa daerah itu intoleran.
Anggota DPRD Sumbar, Hidayat menyebut pihaknya mendukung penuh upaya untuk menepis stigma daerah itu sebagai daerah intoleran melalui peran generasi muda.
"Di Sumbar terdapat belasan etnis yang hidup dan berinteraksi, berbaur dengan mengedepankan toleransi dan rasa saling menghargai. Namun entah bagaimana, ada saja pihak yang menilai Sumbar intoleran. Perlu upaya untuk menepis hal tersebut," katanya.
Ia menilai lomba video pendek dengan tema keberagaman dan bertoleransi itu cocok sebagai upaya memperkuat toleransi antarsesama dan menepis stigma negatif tentang daerah.
Ia berharap berbagai upaya yang dilakukan itu bisa mempererat sikap toleransi dan rasa saling menghargai antara masyarakat berbagai etnis dan agama, termasuk untuk generasi muda.
Terkait lomba video kreatif yang digelar tersebut, dimenangkan oleh Gusti Bagus dengan judul video "Padang Kota Bertoleransi". Juara II Alilyalum Lisanias Dilam dengan video berjudul "Sodara". Juara III diraih Dio Wahyu Pratama dengan video berjudul "Selaras".
Sedangkan juara favorit dimenangkan oleh Muhammad Fathir Zhafran Fedora dengan video berjudul "Duduak Surang Basampik-sampik".