Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo meninjau Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur dan menyampaikan doa bagi korban meninggal dunia dalam peristiwa tragedi sepak bola pada 1 Oktober 2022.

Dalam kunjungan kerja di Kabupaten Malang, Jumat, Dito meninjau langsung Stadion Kanjuruhan yang saat ini tengah dilakukan renovasi, serta menyampaikan doa di Pintu 13 yang menjadi tempat di mana banyak korban meninggal dunia.

"Yang pasti kita selalu berdoa untuk korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tepat setahun ini pada 1 Oktober," kata Dito didampingi Staf Khusus Menpora Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional Alia Noorayu Laksono.

Dito mengajak seluruh masyarakat untuk dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari peristiwa Tragedi Kanjuruhan. Tragedi Kanjuruhan, merupakan insiden terbesar kedua di dunia yang menyebabkan 135 orang meninggal dunia.

"Kita mengajak seluruh masyarakat, mari kita refleksikan Tragedi Kanjuruhan ini untuk yang lebih baik ke depannya," ajak Menpora Dito.

Baca juga: Keluarga dan Aremania doa bersama peringati setahun Tragedi Kanjuruhan

Dalam kesempatan itu, Dito juga berkeliling di Stadion Kanjuruhan yang saat ini sudah mulai dilakukan renovasi pascatragedi yang terjadi satu tahun lalu, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Diperkirakan, proses renovasi akan berjalan hingga 2024.

"Kita juga lihat tadi stadionnya juga sudah mulai direnovasi dan semoga akan bisa selesai di tahun 2024 mendatang," katanya.

Saat ini, lanjutnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tengah melakukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada seluruh cabang olahraga, termasuk sepak bola pada berbagai segmentasi.

Penguatan edukasi bagi SDM tersebut, merupakan salah satu hal yang penting dan menjadi perhatian Kemenpora. Dito fokus dalam mendorong pengendalian kerumunan (crowd management) untuk semua cabang olahraga.

Pengendalian kerumunan itu, lanjutnya, juga mencakup terkait persiapan penyelenggaraan dan rekam jejak dari promotor atau penyelenggara, yayasan atau organisasi yang akan menyelenggarakan kegiatan. Pengawasan sebelum pelaksanaan kegiatan akan lebih diperketat.

"Kita sedang mendorong crowd management ini untuk seluruh penyelenggaraan kegiatan olahraga, seni dan budaya yang juga telah ada izin terpadu satu pintu kegiatan seni dan olahraga," katanya.

Pada 1 Oktober 2022 terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.

Baca juga: Duka yang tak akan hilang, satu tahun Tragedi Kanjuruhan