Purbalingga (ANTARA News) - Calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa provinsi ini tidak perlu bawang merah impor.

"Saya yakin, Jateng tidak perlu mengimpor `brambang` (bawang merah)," katanya saat berdialog dengan pedagang, di Pasar Segamas, Purbalingga, Rabu.

Dia akan akan mendata secara detil berapa jumlah petani bawang merah, berapa produksinya, berapa petani yang harus difasilitasi, jika diketahui secara jelas, saya yakin Jateng tidak perlu impor bawang merah.

Dalam kesempatan tersebut, calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan ini menemukan adanya bawang merah impor yang beredar di pasar tradisional itu.

Dia mengaku kecewa karena negara tidak mampu melindungi petani bawang yang merupakan rakyat lapisan bawah.

"Inilah masalah petani bawang. Kalau `brambang` saja tidak mampu menyediakan, negara mau jadi apa, bagaimana nasib petani kita," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa harga bawang lokal yang lebih mahal dibanding bawang impor menjadikan pembeli cenderung membeli yang harganya murah.

Dengan demikian, kata dia, nasib petani bawang merah akan semakin sulit.

"Petani `brambang` kan dari kalangan masyarakat bawah, rakyat kecil, mereka juga kaum marhaen yang perlu dibantu. Kalau kalah dengan yang impor maka petani akan sengsara terus," kata Ganjar.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus memberikan ruang kepada para petani bawang merah dan menyetop impor komoditas tersebut.

Menurut Ganjar, produksi bawang merah dari petani di dalam negeri mencapai 800 ribu hingga 900 ribu ton, sedangkan konsumsi bawang merah di dalam negeri hanya 400 ribu ton. Dengan demikian, lanjut dia, kondisi tersebut menunjukkan adanya kelebihan produksi di dalam negeri.