London (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) akan meminta pemerintah Inggris untuk melepas kepemilikan sahamnya di Royal Bank of Scotland (RBS) dan Lloyds setelah menalangi mereka saat krisis keuangan, demikian harian "The Times" melaporkan, Selasa.

Sebuah laporan IMF mengenai kondisi ekonomi Inggris akan dirilis pada Rabu waktu setempat, dan isinya akan mendesak menteri keuangan George Osborne untuk melepas 81 persen saham pemerintah di RBS dan 39 persen saham di Lloyds.

Langkah ini dianggap pantas untuk dilakukan meskipun ada potensi kerugian bagi pembayar pajak, seperti dikutip AFP.

Saran ini keluar setelah pertemuan departemen keuangan dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang memperkirakan saham-saham di RBS dan Lloyds harus dilepas untuk menghindari prospek ekonomi Inggris yang lebih suram.

RBS diselamatkan di tengah krisis keuangan 2008 dengan uang pembayar pajak sebesar 45,5 miliar pound (68,9 miliar dolar AS, 53,4 miliar euro), merupakan dana talangan perbankan terbesar di dunia.

Pemberi pinjaman ini rusak oleh waktu yang buruk dari konsorsium pengambilalihan bank Belanda ABN Amro di puncak pasar pada 2007, sebelum krisis melanda.

RBS awal bulan ini mengatakan bahwa pihaknya berencana kembali ke sektor swasta tahun depan setelah program restrukturisasi besar-besaran.

Sahamnya diperdagangkan pada sekitar 3,0 pound, dibandingkan dengan 5,0 pound yang dibayar oleh pemerintahan Buruh lalu. Sebuah penjualan pada harga ini akan mengalami kerugian sekitar 20 miliar pound.

Saham Lloyds pekan lalu naik di atas ambang batas 61 pence yang pemerintah tetapkan sebagai tingkat impasnya.
(A026)