Jakarta (ANTARA) - Pekerja proyek tanggul pengaman pantai di lahan PT Pelindo (Persero) Muara Baru, RW17 Penjaringan, Jakarta Utara menyetel ketinggian hingga 20 cm yang dilakukan secara berkala setiap dua tahun.

Menurut pengawas pekerjaan proyek peninggian tanggul Muara Baru, M Djahruddin, Kamis, penyesuaian tinggi tanggul dilakukan secara rutin dua tahun sekali, supaya air laut tidak meluap ke atas saat pasang laut sedang tinggi.

"Kalau ditinggikan sih dua tahun sekali. Setiap dua tahun ditinggikan kurang lebih 20 cm," kata Djahruddin saat ditemui wartawan di Jakarta Utara.

Menurut Djahruddin pekerja tanggul sudah bekerja sekitar satu bulan. Adapun ketinggian awal tanggul antara tiga sampai empat meter.

Informasi yang ditilik dari aplikasi Jakarta Satu, panjang tanggul Muara Baru di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara mencapai 3.492 meter. Tanggul itu membentang dari Jalan Kakap (Muara Baru) sampai Jalan Pasar Ikan (Luar Batang).

Adapun struktur material penyusun berupa dinding bergelombang (Corrugate Concrete Sheet Pile/CCSP) tambah parapet.

Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim kepada wartawan di acara peresmian Reservoir Komunal Rusun Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, mengatakan tanggul Muara Baru berada di kawasan PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

"Tanggul itu ada di tanah yang masuknya kawasan Pelindo," kata Ali.

Ali mengonfirmasi bahwa tanggul pantai tersebut merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coasted Development (NCICD) Fase A yang dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA).

Namun, pembangunan tanggul di Jakarta Utara belum mengarah tembok laut raksasa atau giant sea wall.

"Sebenarnya itu, Giant Sea Wall, kami masih belum sampai ke arah sana ya. Tapi pembangunan tanggul ini tinggal sedikit lagi di daerah Angke, kemudian ada lagi di ujung Cilincing sana, supaya bisa menjadi 100 persen," ujar Ali.

Total panjang tanggul NCICD Fase A di mana Pemprov DKI ikut mengambil bagian untuk membangunnya, mencapai sekitar 11 kilometer. Pembangunan mencakup empat klaster tanggul pantai di wilayah Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa, dan Kali Blencong.

Proyek yang menjadi salah satu langkah penanggulangan penurunan muka tanah di ibu kota itu dicanangkan Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta selama tiga tahun, dari 2023-2025, dengan anggaran sebesar Rp595 miliar.
Baca juga: Heru sebut masyarakat yang lapor tanggul rusak sebagai pahlawan
Baca juga: DKI libatkan Pelabuhan Indonesia untuk perbaikan Tanggul Nizam Zachman
Baca juga: Dinas SDA DKI petakan dan perbaiki tanggul rusak di Ibu Kota