13 KK mengungsi hindari longsor di Garut
21 Mei 2013 21:42 WIB
ilustrasi Longsor Banjaran Sejumlah anggota TNI bersama Warga mencari korban longsor di dusun Gorolong, Desa Sindangpala, Kec. Banjaran, Majalengka, Jawa Barat, Senin (13/5). (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Garut (ANTARA News) - Sebanyak 13 Kepala Keluarga (KK) masih bertahan di pengungsian menghindari bahaya bencana longsor tanah tebing kawasan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa.
Camat Cilawu, Lilis Neti, mengatakan warga Kampung Cikuda, Desa Mekarsari, berjumlah 49 jiwa diminta untuk mengungsi karena rumahnya berada sekitar bawah tebing.
"Longsor kemarin Senin (20/5) yang terjadi berulang-ulang itu sangat membahayakan warga sehingga kami meminta warga untuk mengungsi takut terjadi longsor susulan," kata Lilis.
Menurut dia, tanah tebing ketinggian sekitar 75 meter dan panjang 300 meter rawan terjadi longsor susulan yang dikhawatirkan menimpa rumah warga.
Pihak kecamatan, kata Lilis telah mengintruksikan warga untuk tetap mengungsi dan melarang mendekati lokasi longsor hingga situasi dinyatakan aman dari bencana longsor.
"Sekarang lokasi longsor dipasang garis polisi sebagai garis larangan masuk ke lokasi longsor, karena berbahaya, apalagi sampai sekarang longsor kecil masih terjadi," katanya.
Sementara itu rumah warga di kampung itu tampak kosong, sebagian besar perabotan dan barang berharga dalam rumah itu dibawa oleh para pemiliknya ke tempat pengungsian.
Warga mengungsi ke rumah sanak saudara, tetangga dan menempati garasi mobil warga yang daerahnya aman dari ancaman bahaya longsor.
Pihak kecamatan setempat telah koordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan penanggulangan warga yang rumahnya terancam bencana longsor.
"Kita sudah koordinasikan dengan beberapa dinas terkait dalam penanggulangan bencana longsor ini, mungkin rencananya rumah warga akan direlokasi," kata Lilis.
Sebelumnya bencana longsor itu selain mengancam 13 rumah warga, juga telah merusak areal persawahan, kolam ikan, kebun seluas 1 hektar lebih.
Bencana longsor tanah tebing yang terjadi berulang kali itu tidak menimbulkan korban jiwa, hanya kerugian materi yang dialami warga pemilik tanah tertimbun longsor itu.
(KR-FPM/Y003)
Camat Cilawu, Lilis Neti, mengatakan warga Kampung Cikuda, Desa Mekarsari, berjumlah 49 jiwa diminta untuk mengungsi karena rumahnya berada sekitar bawah tebing.
"Longsor kemarin Senin (20/5) yang terjadi berulang-ulang itu sangat membahayakan warga sehingga kami meminta warga untuk mengungsi takut terjadi longsor susulan," kata Lilis.
Menurut dia, tanah tebing ketinggian sekitar 75 meter dan panjang 300 meter rawan terjadi longsor susulan yang dikhawatirkan menimpa rumah warga.
Pihak kecamatan, kata Lilis telah mengintruksikan warga untuk tetap mengungsi dan melarang mendekati lokasi longsor hingga situasi dinyatakan aman dari bencana longsor.
"Sekarang lokasi longsor dipasang garis polisi sebagai garis larangan masuk ke lokasi longsor, karena berbahaya, apalagi sampai sekarang longsor kecil masih terjadi," katanya.
Sementara itu rumah warga di kampung itu tampak kosong, sebagian besar perabotan dan barang berharga dalam rumah itu dibawa oleh para pemiliknya ke tempat pengungsian.
Warga mengungsi ke rumah sanak saudara, tetangga dan menempati garasi mobil warga yang daerahnya aman dari ancaman bahaya longsor.
Pihak kecamatan setempat telah koordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan penanggulangan warga yang rumahnya terancam bencana longsor.
"Kita sudah koordinasikan dengan beberapa dinas terkait dalam penanggulangan bencana longsor ini, mungkin rencananya rumah warga akan direlokasi," kata Lilis.
Sebelumnya bencana longsor itu selain mengancam 13 rumah warga, juga telah merusak areal persawahan, kolam ikan, kebun seluas 1 hektar lebih.
Bencana longsor tanah tebing yang terjadi berulang kali itu tidak menimbulkan korban jiwa, hanya kerugian materi yang dialami warga pemilik tanah tertimbun longsor itu.
(KR-FPM/Y003)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: