Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemasaran Direktorat Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Erwin Dwiyana mengungkapkan, hingga Oktober 2023 angka konsumsi ikan mencapai 56,48 kilogram per kapita. “Sekarang sudah 56,48 kilogram per kapita. Target tahun ini 60 kilogram per kapita,” ujar Erwin, di Jakarta, Kamis.

Erwin menuturkan, guna menggenjot target capaian konsumsi ikan, pihaknya memiliki program inovasi dan diversifikasi sehingga minat mengonsumsi ikan dan produk turunannya meningkat.

“Diversifikasi yang pertama itu yang masak ikan repot, bau amis dan ada yang tidak suka bentuknya, bahkan mungkin karena ingin cepat makannya,” ujarnya.

Diversifikasi produk perikanan, kata dia lagi, diharapkan mampu menggaet pasar milenial yang menginginkan produk instan, siap saji dan siap masak.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong masyarakat Indonesia gemar makan sebagai upaya pencegahan stunting atau tengkes karena ikan memiliki protein tinggi yang dinilai mampu membantu memenuhi gizi anak.

"Ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan memiliki kandungan asam lemak, Omega 3, Omega 6, dan Omega 9 sangat relevan sebagai salah satu sumber gizi untuk mendukung program pencegahan dan penanganan stunting," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Ikan, katanya pula, juga mengandung vitamin dan mineral, yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh, selain itu ikan termasuk komoditas mudah dikreasikan menjadi berbagai makanan olahan, sehingga lebih variatif saat dihidangkan.

Baca juga: KKP: Harkannas momentum tingkatkan konsumsi ikan
Baca juga: KKP: Mengonsumsi ikan dapat mendukung generasi kuat dan cerdas