Pemerintah diminta genjot diversifikasi pangan demi ketahanan nasional
5 Oktober 2023 15:58 WIB
Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. (ANTARA/HO-Muhammadiyah)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menilai perlunya diversifikasi pangan lokal dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional serta antisipasi terjadinya gagal panen akibat anomali cuaca.
"Pemerintah dan masyarakat tentu diharapkan harus bisa melakukan berbagai usaha dan upaya, seperti melakukan diversifikasi atau penganekaragaman pangan," ujar Anwar Abbas saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Anwar mengatakan fenomena El Nino menjadi salah satu faktor keterlambatan tanam dan kegagalan panen di lahan-lahan petani yang membutuhkan curah hujan cukup.
Keterlambatan dan kegagalan tersebut, lanjutnya, berdampak serius pada masalah pangan akibat lahan tadah hujan untuk pertanian padi yang mengalami kekeringan panjang.
Baca juga: Presiden tekankan pentingnya strategi kecukupan air hadapi El Nino
Di sisi lain, menurutnya, kebijakan impor juga tidak bisa diandalkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu diperlukan diversifikasi pangan sebagai solusi jangka panjang.
"Di mana variasi makanan pokok kita tidak hanya terfokus kepada beras saja, tapi juga bisa beralih kepada hasil tanaman lain seperti sagu, ketela, umbi-umbian, jagung, sorgum, dan lain-lain," katanya.
Ia menjelaskan masalah anomali iklim ini dirasakan bukan hanya di Indonesia, tapi juga oleh banyak negara. Sehingga negara-negara pengekspor beras juga kurang lebih mengalami masalah yang sama dengan Indonesia.
Selain masalah iklim, kebijakan impor dalam pandangan Abbas tidak bisa menjadi solusi jangka panjang, juga karena erat beririsan dengan peta geopolitik yang berubah-ubah secara drastis.
Baca juga: Megawati dorong negara ASEAN kolaborasi bangun ketahanan pangan
"Tidak ada negara yang bisa berkembang dengan baik tanpa adanya ketahanan pangan," katanya.
Menurut dia, kedaulatan pangan merupakan alasan dibalik dari stabilitas ekonomi, sosial, dan politik sebuah negara. Oleh karena itu masalah ini mesti menjadi perhatian serius dari pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
Salah satu cara yang bisa ditempuh oleh pemangku kebijakan melalui diversifikasi pangan yakni menghidupkan kembali jenis-jenis pangan lokal, sehingga tidak tergantung pada satu jenis pangan saja.
"Ini adalah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, demi keamanan, kesejahteraan, dan stabilitas bangsa," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Masih perlu kerja keras wujudkan ketahanan pangan
"Pemerintah dan masyarakat tentu diharapkan harus bisa melakukan berbagai usaha dan upaya, seperti melakukan diversifikasi atau penganekaragaman pangan," ujar Anwar Abbas saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Anwar mengatakan fenomena El Nino menjadi salah satu faktor keterlambatan tanam dan kegagalan panen di lahan-lahan petani yang membutuhkan curah hujan cukup.
Keterlambatan dan kegagalan tersebut, lanjutnya, berdampak serius pada masalah pangan akibat lahan tadah hujan untuk pertanian padi yang mengalami kekeringan panjang.
Baca juga: Presiden tekankan pentingnya strategi kecukupan air hadapi El Nino
Di sisi lain, menurutnya, kebijakan impor juga tidak bisa diandalkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu diperlukan diversifikasi pangan sebagai solusi jangka panjang.
"Di mana variasi makanan pokok kita tidak hanya terfokus kepada beras saja, tapi juga bisa beralih kepada hasil tanaman lain seperti sagu, ketela, umbi-umbian, jagung, sorgum, dan lain-lain," katanya.
Ia menjelaskan masalah anomali iklim ini dirasakan bukan hanya di Indonesia, tapi juga oleh banyak negara. Sehingga negara-negara pengekspor beras juga kurang lebih mengalami masalah yang sama dengan Indonesia.
Selain masalah iklim, kebijakan impor dalam pandangan Abbas tidak bisa menjadi solusi jangka panjang, juga karena erat beririsan dengan peta geopolitik yang berubah-ubah secara drastis.
Baca juga: Megawati dorong negara ASEAN kolaborasi bangun ketahanan pangan
"Tidak ada negara yang bisa berkembang dengan baik tanpa adanya ketahanan pangan," katanya.
Menurut dia, kedaulatan pangan merupakan alasan dibalik dari stabilitas ekonomi, sosial, dan politik sebuah negara. Oleh karena itu masalah ini mesti menjadi perhatian serius dari pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
Salah satu cara yang bisa ditempuh oleh pemangku kebijakan melalui diversifikasi pangan yakni menghidupkan kembali jenis-jenis pangan lokal, sehingga tidak tergantung pada satu jenis pangan saja.
"Ini adalah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, demi keamanan, kesejahteraan, dan stabilitas bangsa," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Masih perlu kerja keras wujudkan ketahanan pangan
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: