Tugas menteri keuangan baru sangat berat
21 Mei 2013 10:14 WIB
Kepala BKPM, Chatib Basri, memberikan keterangan pers seusai memenuhi panggilan Presiden Susilo Yudhoyono, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/5). Dia ditunjuk Yudhoyono menjadi menteri baru di Kementerian Keuangan. (FOTO ANTARA/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi INDEF, Enny Hartanti, menilai tugas yang akan diemban oleh Menteri Keuangan, Chatib Basri, sangat berat, khususnya menghadapi tugas terdekat yakni terkait kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Tugasnya berat sekali, dan tantangannya langsung dia harus mulai dengan argumentasi BBM (kenaikan harga BBM). Ujian pertamanya ya BBM ini," ujar Hartanti, saat dihubungi di Jakarta, Selasa. Basri akan bertugas di pos barunya dalam bilangan belasan bulan saja.
Hartanti menilai, jika Basri mampu melewati ujian pertamanya tersebut dengan baik maka ke depannya dalam mengonsolidasikan kebijakan fiskal kemungkinan juga mampu dilalui dengan baik.
"Kalau ini lancar, insyaAllah ke depannya dalam mengonsolidasikan dan menjaga disiplin fiskal kemungkinan besar akan lancar juga," tutur dia.
Namun sebaliknya, lanjut dia, jika kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu tidak bisa melewati tantangan terkait kebijakan BBM itu, maka untuk tugas-tugas selanjutnya relatif akan lebih berat dijalani.
"Tapi kalau ini ujian pertamanya untuk melobi dan bagaimana menjaga kebijakan BBM ini dalam tanda kutip tidak berhasil, kemungkinan besar dalam mengonsolidasikan step-step yang lain juga akan berat," kata Hartanti.
Basri dijadwalkan akan dilantik sebagai menteri keuangan yang baru oleh Presiden Susilo Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta, pukul 11.00 WIB Selasa siang ini.
(C005/M026)
"Tugasnya berat sekali, dan tantangannya langsung dia harus mulai dengan argumentasi BBM (kenaikan harga BBM). Ujian pertamanya ya BBM ini," ujar Hartanti, saat dihubungi di Jakarta, Selasa. Basri akan bertugas di pos barunya dalam bilangan belasan bulan saja.
Hartanti menilai, jika Basri mampu melewati ujian pertamanya tersebut dengan baik maka ke depannya dalam mengonsolidasikan kebijakan fiskal kemungkinan juga mampu dilalui dengan baik.
"Kalau ini lancar, insyaAllah ke depannya dalam mengonsolidasikan dan menjaga disiplin fiskal kemungkinan besar akan lancar juga," tutur dia.
Namun sebaliknya, lanjut dia, jika kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu tidak bisa melewati tantangan terkait kebijakan BBM itu, maka untuk tugas-tugas selanjutnya relatif akan lebih berat dijalani.
"Tapi kalau ini ujian pertamanya untuk melobi dan bagaimana menjaga kebijakan BBM ini dalam tanda kutip tidak berhasil, kemungkinan besar dalam mengonsolidasikan step-step yang lain juga akan berat," kata Hartanti.
Basri dijadwalkan akan dilantik sebagai menteri keuangan yang baru oleh Presiden Susilo Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta, pukul 11.00 WIB Selasa siang ini.
(C005/M026)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: