Telkom: Indonesia butuh penghubung UMKM dengan pasar digital
5 Oktober 2023 15:41 WIB
Tangkapan layar Dewan Komisaris PT Telkom Indonesia Marcelino Pandin memberi paparan selaku pembicara tamu dalam webinar bertajuk, “Digitalisasi: Perkembangan, Kebijakan, dan Penerapannya di Sektor Bisnis”, yang disiarkan secara daring, di Jakarta, Kamis (5/10/2023). ANTARA/Tangkapan layar aplikasi
Jakarta (ANTARA) - Dewan Komisaris PT Telkom Indonesia Marcelino Pandin mengatakan bahwa Indonesia memerlukan digital intermediary atau penghubung antara pelaku UMKM yang tidak memiliki ponsel maupun komputer jinjing dengan pasar digital.
“Untuk membantu UMKM memasukkan produk mereka ke portal-portal atau platform-platform tertentu,” ujar Marcelino di Jakarta, Kamis.
Pernyataan tersebut ia sampaikan selaku pembicara tamu dalam webinar bertajuk, “Digitalisasi: Perkembangan, Kebijakan, dan Penerapannya di Sektor Bisnis”, yang disiarkan secara daring.
Peran digital intermediary ini, kata Marcelino, dapat melibatkan ibu-ibu rumah tangga yang melek digital.
Marcelino menambahkan, para digital intermediary ini juga bisa menjadi pembimbing teknis untuk para pelaku UMKM yang memiliki keterbatasan dalam mengoperasikan perangkat elektronik yang menghubungkan mereka ke platform digital.
“Misalkan, ada lulusan S1 tetapi menjadi ibu rumah tangga. Mereka bisa membantu si UMKM ini,” kata Marcelino.
Lebih lanjut, Marcelino juga mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan digital center untuk mengembangkan potensi UMKM di wilayah pedesaan. Ia menjelaskan bahwa praktek tersebut telah berhasil dilakukan di China.
Praktek digital center di China, kata Marcelino, memaksimalkan digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah pedesaan dengan cara meningkatkan keterampilan masyarakat dan daya inovasi di masing-masing desa.
Maka dari itu, Marcelino meyakini bahwa digital center ini akan mendorong digitalisasi UMKM di wilayah pedesaan. Yang terpenting, tuturnya, adalah menemukan solusi agar digital center di Indonesia dapat beroperasi secara berkelanjutan. Ia berpandangan bahwa hal ini yang harus diteliti.
“Eksekusinya yang patut diteliti, bagaimana caranya agar digital center ini bisa berkelanjutan secara finansial dan operasional? Itu,” ucapnya.
Marcelino menyimpulkan bahwa terdapat dua hal yang layak untuk diteliti lebih lanjut demi mengembangkan digitalisasi UMKM di Indonesia, yaitu digital intermediary dan digital center.
Baca juga: Menkop UKM duga barang ilegal dan dumping asal China masuk e-commerce
Baca juga: LPEM FEB UI nilai penutupan TikTok Shop sehatkan iklim usaha daring
“Untuk membantu UMKM memasukkan produk mereka ke portal-portal atau platform-platform tertentu,” ujar Marcelino di Jakarta, Kamis.
Pernyataan tersebut ia sampaikan selaku pembicara tamu dalam webinar bertajuk, “Digitalisasi: Perkembangan, Kebijakan, dan Penerapannya di Sektor Bisnis”, yang disiarkan secara daring.
Peran digital intermediary ini, kata Marcelino, dapat melibatkan ibu-ibu rumah tangga yang melek digital.
Marcelino menambahkan, para digital intermediary ini juga bisa menjadi pembimbing teknis untuk para pelaku UMKM yang memiliki keterbatasan dalam mengoperasikan perangkat elektronik yang menghubungkan mereka ke platform digital.
“Misalkan, ada lulusan S1 tetapi menjadi ibu rumah tangga. Mereka bisa membantu si UMKM ini,” kata Marcelino.
Lebih lanjut, Marcelino juga mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan digital center untuk mengembangkan potensi UMKM di wilayah pedesaan. Ia menjelaskan bahwa praktek tersebut telah berhasil dilakukan di China.
Praktek digital center di China, kata Marcelino, memaksimalkan digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah pedesaan dengan cara meningkatkan keterampilan masyarakat dan daya inovasi di masing-masing desa.
Maka dari itu, Marcelino meyakini bahwa digital center ini akan mendorong digitalisasi UMKM di wilayah pedesaan. Yang terpenting, tuturnya, adalah menemukan solusi agar digital center di Indonesia dapat beroperasi secara berkelanjutan. Ia berpandangan bahwa hal ini yang harus diteliti.
“Eksekusinya yang patut diteliti, bagaimana caranya agar digital center ini bisa berkelanjutan secara finansial dan operasional? Itu,” ucapnya.
Marcelino menyimpulkan bahwa terdapat dua hal yang layak untuk diteliti lebih lanjut demi mengembangkan digitalisasi UMKM di Indonesia, yaitu digital intermediary dan digital center.
Baca juga: Menkop UKM duga barang ilegal dan dumping asal China masuk e-commerce
Baca juga: LPEM FEB UI nilai penutupan TikTok Shop sehatkan iklim usaha daring
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023
Tags: