DPR minta investigasi menyeluruh runtuhnya tambang Freeport
20 Mei 2013 06:03 WIB
Wakil Ketua DPR RI Prio Budi Santoso (kedua kanan) dan sejumlah anggota DPR lainnya berdoa saat mengunjungan lokasi kejadian longsor di Terowongan Big Gossan, PT Freeport Indonesia (ANTARA FOTO /Dok-Freeport Indonesia)
Timika (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso minta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral segera melakukan investigasi secara menyeluruh atas peristiwa runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan PT Freeport Indonesia.
"Kami menganjurkan pemerintah secepatnya menginspeksi atau melakukan investigasi dengan dimotori oleh Menteri ESDM," kata Priyo saat konferensi pers di Hotel Rimba Papua di Timika, MInggu.
Priyo berharap Kementerian ESDM membentuk tim untuk melakukan inspeksi kondisi tambang bawah tanah (underground) PT Freeport yang panjangnya mencapai sekitar 250 kilometer agar memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi para pekerja.
Priyo hadir bersama enam wakil rakyat lainnya yaitu Paskalis Kossay, Peggy Patricia Patipi, Manuel Kaisiepo, Jamaluddin Jafar, Ali Kastella dan Aus Hidayat Nur.
Mereka mendapat tugas dari pimpinan DPR.
"Peristiwa ini menyita perhatian, termasuk dunia internasional. Ketika ada kasus runtuhnya tambang di Chile, presidennya hadir untuk memimpin langsung proses penyelamatan. Tapi sampai hari ketiga kejadian ini, kami belum mendengar ada pejabat setingkat menteri yang hadir sehingga kami memutuskan untuk datang," tutur Priyo.
Setelah datang langsung ke lokasi kejadian, rombongan DPR RI mendapatkan penjelasan bahwa terowongan yang dijadikan kelas untuk pelatihan tambang bawah tanah tersebut sudah digunakan sejak tahun 2000.
Area produksi tambang bawah tanah terowongan Big Gossan PT Freeport berjarak 2,7 kilometer dari lokasi kejadian yang runtuh dan menimbun banyak korban.
"Terowongan yang ambrol lokasnya jauh dari pusat produksi PT Freeport," kata Priyo yang juga memimpin Desk Papua dan Desk Aceh di DPR RI.
(E015)
"Kami menganjurkan pemerintah secepatnya menginspeksi atau melakukan investigasi dengan dimotori oleh Menteri ESDM," kata Priyo saat konferensi pers di Hotel Rimba Papua di Timika, MInggu.
Priyo berharap Kementerian ESDM membentuk tim untuk melakukan inspeksi kondisi tambang bawah tanah (underground) PT Freeport yang panjangnya mencapai sekitar 250 kilometer agar memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi para pekerja.
Priyo hadir bersama enam wakil rakyat lainnya yaitu Paskalis Kossay, Peggy Patricia Patipi, Manuel Kaisiepo, Jamaluddin Jafar, Ali Kastella dan Aus Hidayat Nur.
Mereka mendapat tugas dari pimpinan DPR.
"Peristiwa ini menyita perhatian, termasuk dunia internasional. Ketika ada kasus runtuhnya tambang di Chile, presidennya hadir untuk memimpin langsung proses penyelamatan. Tapi sampai hari ketiga kejadian ini, kami belum mendengar ada pejabat setingkat menteri yang hadir sehingga kami memutuskan untuk datang," tutur Priyo.
Setelah datang langsung ke lokasi kejadian, rombongan DPR RI mendapatkan penjelasan bahwa terowongan yang dijadikan kelas untuk pelatihan tambang bawah tanah tersebut sudah digunakan sejak tahun 2000.
Area produksi tambang bawah tanah terowongan Big Gossan PT Freeport berjarak 2,7 kilometer dari lokasi kejadian yang runtuh dan menimbun banyak korban.
"Terowongan yang ambrol lokasnya jauh dari pusat produksi PT Freeport," kata Priyo yang juga memimpin Desk Papua dan Desk Aceh di DPR RI.
(E015)
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013
Tags: