Peneliti UGM sarankan benda repatriasi dikembalikan ke daerah asal
4 Oktober 2023 12:24 WIB
Dosen dan Peneliti pada Pusat Study Kebudayaan Universitas Gajah Mada (UGM) Rudy Wiramaja saat menjadi pembicara pada acara diskusi kebudayaan di Yogyakarta. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Dosen dan peneliti Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gajah Mada (UGM) Rudy Wiratama menyarankan benda-benda hasil repatriasi disebar ke daerah sesuai dengan lokasi artefak pertama kali ditemukan.
"Untuk masalah repatriasi, di satu sisi ada baiknya jika benda-benda tersebut ada yang dikembalikan di daerah," kata Rudy saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Rudy mengatakan pengembalian benda repatriasi ke daerah perlu dilakukan karena masing-masing masyarakat memiliki ikatan batin dan emosional terhadap artefak tersebut sehubungan dengan konteks budaya dan sejarah yang dimilikinya.
Namun, di sisi lain pengembalian benda repatriasi ke daerah harus diiringi dengan sejumlah catatan terutama terkait kesiapan sarana dan prasarana penyimpanan, perawatan, perlindungan, dan pemanfaatannya.
Masing-masing pemerintah daerah, menurut Rudy juga harus dipastikan telah memiliki alokasi dana khusus untuk melakukan pengelolaan benda-benda repatriasi. Sebab, banyak pemda di Indonesia yang tidak punya dana alokasi khusus untuk itu.
Rudy mencontohkan alokasi dana keistimewaan di Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memang salah satunya diperuntukkan untuk kebudayaan.
Baca juga: Gubernur Jatim upayakan repatriasi Prasasti Sangguran
Selain itu, para pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah, akademisi, dan masyarakat juga perlu memikirkan siapa nantinya yang akan ditugasi untuk melakukan pengelolaan.
Rudy mengingatkan jangan sampai tuntutan pengembalian benda repatriasi ke daerah hanya berhenti di tingkat euforia saja.
"Untuk malah efektivitasnya, tentu ini memerlukan kajian lebih lanjut dengan kepala dingin. Jangan sampai terburu-buru tapi kita tidak punya peta jalan yang jelas," kata Rudy.
Diketahui sebelumnya, Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerima 472 koleksi benda-benda bersejarah dari Pemerintah Belanda yang terbagi menjadi empat koleksi.
Masing-masing terdiri dari sebuah Keris Puputan Kelungkung dari Kerajaan Kelungkung, Bali, empat arca dari Candi Singasari, 132 benda seni koleksi Pita Maha Bali, dan 335 harta karun jarahan Ekspedisi Lombok 1894.
Empat arca dari Candi Singasari sudah tiba di Museum Nasional Indonesia pada pertengahan Agustus lalu.
Belakangan, Museum Nasional dilanda kebakaran yang berdampak terhadap lebih dari 800 item koleksi, tetapi keempat arca Candi Singasari hasil repatriasi dipastikan terdampak.
"Koleksi hasil repatriasi dari Belanda dipastikan tidak terdampak karena disimpan di lokasi yang jauh dari pusat kebakaran," kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) Ahmad Mahendra pada 17 September 2023.
Baca juga: Nadiem sambut kembalinya 4 arca Kerajaan Singasari dari Belanda
Baca juga: Museum Nasional Indonesia sebut banyak koleksi utuh pascakebakaran
"Untuk masalah repatriasi, di satu sisi ada baiknya jika benda-benda tersebut ada yang dikembalikan di daerah," kata Rudy saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Rudy mengatakan pengembalian benda repatriasi ke daerah perlu dilakukan karena masing-masing masyarakat memiliki ikatan batin dan emosional terhadap artefak tersebut sehubungan dengan konteks budaya dan sejarah yang dimilikinya.
Namun, di sisi lain pengembalian benda repatriasi ke daerah harus diiringi dengan sejumlah catatan terutama terkait kesiapan sarana dan prasarana penyimpanan, perawatan, perlindungan, dan pemanfaatannya.
Masing-masing pemerintah daerah, menurut Rudy juga harus dipastikan telah memiliki alokasi dana khusus untuk melakukan pengelolaan benda-benda repatriasi. Sebab, banyak pemda di Indonesia yang tidak punya dana alokasi khusus untuk itu.
Rudy mencontohkan alokasi dana keistimewaan di Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memang salah satunya diperuntukkan untuk kebudayaan.
Baca juga: Gubernur Jatim upayakan repatriasi Prasasti Sangguran
Selain itu, para pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah, akademisi, dan masyarakat juga perlu memikirkan siapa nantinya yang akan ditugasi untuk melakukan pengelolaan.
Rudy mengingatkan jangan sampai tuntutan pengembalian benda repatriasi ke daerah hanya berhenti di tingkat euforia saja.
"Untuk malah efektivitasnya, tentu ini memerlukan kajian lebih lanjut dengan kepala dingin. Jangan sampai terburu-buru tapi kita tidak punya peta jalan yang jelas," kata Rudy.
Diketahui sebelumnya, Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerima 472 koleksi benda-benda bersejarah dari Pemerintah Belanda yang terbagi menjadi empat koleksi.
Masing-masing terdiri dari sebuah Keris Puputan Kelungkung dari Kerajaan Kelungkung, Bali, empat arca dari Candi Singasari, 132 benda seni koleksi Pita Maha Bali, dan 335 harta karun jarahan Ekspedisi Lombok 1894.
Empat arca dari Candi Singasari sudah tiba di Museum Nasional Indonesia pada pertengahan Agustus lalu.
Belakangan, Museum Nasional dilanda kebakaran yang berdampak terhadap lebih dari 800 item koleksi, tetapi keempat arca Candi Singasari hasil repatriasi dipastikan terdampak.
"Koleksi hasil repatriasi dari Belanda dipastikan tidak terdampak karena disimpan di lokasi yang jauh dari pusat kebakaran," kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) Ahmad Mahendra pada 17 September 2023.
Baca juga: Nadiem sambut kembalinya 4 arca Kerajaan Singasari dari Belanda
Baca juga: Museum Nasional Indonesia sebut banyak koleksi utuh pascakebakaran
Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: