Anemia pada ibu hamil dapat pengaruhi kecerdasan anak yang dilahirkan
3 Oktober 2023 20:37 WIB
Ibu yang sedang menggendong seorang bayi berusia di bawah dua tahun dengan penuh kasih sayang di Timor Tengah Selatan, NTT. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - Pakar nutrisi dr. Dewi Virdianti P. dari Kalbe Nutritionals mengatakan bahwa anemia hingga kurang gizi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko anak yang dilahirkan mengalami anemia bahkan mempengaruhi tingkat kecerdasannya juga.
"Kasus anemia pada ibu hamil di Indonesia juga tidak sedikit, yakni satu dari dua Ibu hamil mengalami anemia. Kalau ibu (alami) anemia, berisiko anak juga anemia dan berpotensi anak kurang cerdas,” tutur dr. Dewi Virdianti dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Selasa.
Tidak hanya itu, Health Communicator Kalbe Nutritionals ini pun menyebutkan bahwa kurang gizi dan anemia pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko anak yang terlahir mengalami stunting atau kekerdilan sejak masih berada di dalam kandungan.
"Pada anak stunting, bukan hanya sekadar bertubuh pendek tetapi terjadi juga pembentukan kognitif yang terhambat. Akibatnya, anak tidak dapat bersaing di masa depan dengan baik," jelas Dewi.
Baca juga: Dokter sebut susu perlu dihindari saat konsumsi tablet tambah darah
Oleh sebab itu Dewi menekankan pentingnya nutrisi yang tepat sedini mungkin, dimulai dari wanita usia subur atau dalam program hamil, karena dibutuhkan sel telur yang berkualitas untuk menghasilkan anak yang berkualitas.
"Nutrisi semenjak kehamilan merupakan fetal programming dimana nutrisi selama kehamilan akan menentukan bagaimana kondisi kesehatan anak di masa yang akan datang," kata Dewi.
Dewi menyarankan supaya ibu hamil mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun lebih sering yakni lima hingga enam kali makan (porsi kecil) dalam sehari, dengan isi pirang sepertiga porsi untuk karbohidrat, sepertiga lauk dari sumber protein dan sepertiga berupa sayur serta buah.
Sementara untuk kudapan, ibu hamil memerlukan kudapan hingga dua kali dalam sehari, namun tetap harus memperhatikan kandungan nutrisi dari kudapan tersebut.
"Kandungan nutrisi dalam setiap porsi makan harus diperhatikan, terutama protein. Salah satu sumber protein yang mudah diserap dan dicerna adalah susu," kata Dewi.
Dewi menjelaskan terkait protein hewani, ibu hamil juga bisa mengonsumsi telur yang juga diimbangi dengan vitamin, mineral dan asam folat, yang bermanfaat untuk membentuk sumsum tulang belakang bayi sekaligus menghindari neural tube defect seperti misalnya batok kepala bayi tidak terbentuk.
“Ibu hamil juga perlu berolahraga ringan seperti jalan pagi dan senam hamil. Selain itu, beristirahat yang cukup, mengelola stres, dan rutin kontrol kondisi kehamilan ke dokter kandungan,” kata Dewi.
Baca juga: Anemia defisiensi besi bisa jadi gejala tunggal alergi susu sapi
Baca juga: Anemia tidak hanya berdampak secara fisik tapi juga psikologis anak
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kecukupan gizi penting cegah "stunting"
"Kasus anemia pada ibu hamil di Indonesia juga tidak sedikit, yakni satu dari dua Ibu hamil mengalami anemia. Kalau ibu (alami) anemia, berisiko anak juga anemia dan berpotensi anak kurang cerdas,” tutur dr. Dewi Virdianti dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Selasa.
Tidak hanya itu, Health Communicator Kalbe Nutritionals ini pun menyebutkan bahwa kurang gizi dan anemia pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko anak yang terlahir mengalami stunting atau kekerdilan sejak masih berada di dalam kandungan.
"Pada anak stunting, bukan hanya sekadar bertubuh pendek tetapi terjadi juga pembentukan kognitif yang terhambat. Akibatnya, anak tidak dapat bersaing di masa depan dengan baik," jelas Dewi.
Baca juga: Dokter sebut susu perlu dihindari saat konsumsi tablet tambah darah
Oleh sebab itu Dewi menekankan pentingnya nutrisi yang tepat sedini mungkin, dimulai dari wanita usia subur atau dalam program hamil, karena dibutuhkan sel telur yang berkualitas untuk menghasilkan anak yang berkualitas.
"Nutrisi semenjak kehamilan merupakan fetal programming dimana nutrisi selama kehamilan akan menentukan bagaimana kondisi kesehatan anak di masa yang akan datang," kata Dewi.
Dewi menyarankan supaya ibu hamil mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun lebih sering yakni lima hingga enam kali makan (porsi kecil) dalam sehari, dengan isi pirang sepertiga porsi untuk karbohidrat, sepertiga lauk dari sumber protein dan sepertiga berupa sayur serta buah.
Sementara untuk kudapan, ibu hamil memerlukan kudapan hingga dua kali dalam sehari, namun tetap harus memperhatikan kandungan nutrisi dari kudapan tersebut.
"Kandungan nutrisi dalam setiap porsi makan harus diperhatikan, terutama protein. Salah satu sumber protein yang mudah diserap dan dicerna adalah susu," kata Dewi.
Dewi menjelaskan terkait protein hewani, ibu hamil juga bisa mengonsumsi telur yang juga diimbangi dengan vitamin, mineral dan asam folat, yang bermanfaat untuk membentuk sumsum tulang belakang bayi sekaligus menghindari neural tube defect seperti misalnya batok kepala bayi tidak terbentuk.
“Ibu hamil juga perlu berolahraga ringan seperti jalan pagi dan senam hamil. Selain itu, beristirahat yang cukup, mengelola stres, dan rutin kontrol kondisi kehamilan ke dokter kandungan,” kata Dewi.
Baca juga: Anemia defisiensi besi bisa jadi gejala tunggal alergi susu sapi
Baca juga: Anemia tidak hanya berdampak secara fisik tapi juga psikologis anak
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kecukupan gizi penting cegah "stunting"
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Tags: