"Kami sudah jadwalkan penggunaan teknologi modifikasi cuaca atau TMC pada minggu pertama Bulan Oktober dengan fokus utama pada Kabupaten Ogan Komering Ilir," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kepada ANTARA, di Jakarta, Selasa.
Abdul menjelaskan TMC merekayasa cuaca dengan cara menyemai garam dalam jumlah besar ke awan konvektif yang berpotensi untuk dikonversi menjadi air hujan.
Modifikasi cuaca tersebut, sambung Abdul, dapat mempercepat sekaligus memilih lokasi jatuhnya hujan yang diharapkan dapat langsung mengurangi titik panas (hotspot) sekaligus penyebaran kabut asap.
Baca juga: BNPB sebut cakupan asap karhutla Sumsel terkendali
Beberapa diantaranya, ialah pemberian enam belas item untuk satgas darat, seperti pompa dan alat pelindung diri para petugas lapangan, lalu ada enam unit helikopter water bombing, dan dua unit helikopter patroli yang sudah aktif menyusur titik-titik panas di sekitar wilayah Sumatera Selatan sejak April 2023.
Baca juga: Pemerintah bantah tudingan kabut asap melintas ke Malaysia
Baca juga: Polda Sumsel kembali kirim 100 personel padamkan karhutla OKI