New York (ANTARA News) - Kurs dolar bergerak lebih tinggi terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat (Sabtu pagi WIB), didukung oleh membaiknya data ekonomi AS dan tanda-tanda bahwa Federal Reserve tidak peduli akan deflasi.

Pada 21.00 GMT (Sabtu 04.00 WIB), euro diperdagangkan pada 1,2834 dolar, turun dari 1,2881 dolar pada akhir Kamis, lapor AFP.

Dolar naik menjadi 103,19 yen dari 102,25 yen, sementara euro didorong ke 132,44 yen dari 131,74 yen.

Pound Inggris jatuh menjadi 1,5176 dolar dari 1,5266 dolar, dan dolar terangkat menjadi 0,9716 franc Swiss dari 0,9647 franc.

Kenaikan pada Jumat terjadi setelah indeks sentimen konsumen dari University of Michigan naik menjadi 83,7, angka tertinggi sejak 2007. Juga, indeks indikator ekonomi utama dari Conference Board melonjak 0,6 persen pada April.

Juga mendorong pembeli dolar adalah komentar dari John Williams, kepala Federal Reserve cabang San Francisco cabang yang mendekati pemikiran Ketua Fed Ben Bernanke.

Dalam pidatonya pada Kamis, Williams mengatakan bahwa Fed bisa mulai mengetatkan kebijakan moneter -- dengan mengurangi pembelian aset -- secepatnya musim panas ini.

"Kemudian, jika semuanya berjalan seperti yang diharapkan, kita bisa mengakhiri program pembelian aset pada akhir tahun ini," katanya.

Meski begitu, ia menambahkan untuk membendung kekhawatiran pengetatan radikal, "sikap kebijakan moneter akan tetap sangat stimulan."

Williams juga menyatakan Fed tidak khawatir tentang deflasi, setelah serangkaian data minggu ini menunjukkan penurunan yang jelas dalam harga produsen dan konsumen.

Ia mengatakan, dia memperkirakan harga akan berbalik naik, tetapi tidak begitu banyak bahwa inflasi akan mencapai target jangka panjang dua persen selama beberapa tahun ke depan.

"Saat ini belum, pembuat kebijakan tampak agak apatis terhadap rendahnya angka inflasi. Tampaknya angka lebih rendah diperlukan untuk menangkap perhatian mereka," kata ekonom University of Oregon Tim Duy. (A026)