Bank DBS nilai BEI jadi pasar saham paling prospektif di Asia Tenggara
2 Oktober 2023 19:02 WIB
Head of Research DBS Group Maynard Arif (baju batik) dalam acara Group Interview Bersama Ekonom Bank DBS di Jakarta, Senin (2/10/2023). ANTARA/Bayu Saputra.
Jakarta (ANTARA) - Bank DBS menilai Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi pasar saham dengan performa paling prospektif di kawasan Asia Tenggara, setidaknya hingga akhir tahun 2023.
Head of Research DBS Group Maynard Arif menyatakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI yang saat ini berada di level 6.961,46 menunjukkan pasar yang positif berdasarkan perbandingan pertumbuhan ekonomi dengan valuasi indeks saham.
"IHSG sendiri walaupun volatil, dibandingkan dengan market-market di ASEAN, market Indonesia masih yang paling prospektif sampai akhir tahun 2023, dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan dibandingkan dengan valuasi daripada indeks saham kita," kata Maynard dalam acara Group Interview Bersama Ekonom Bank DBS di Jakarta, Senin.
Dengan adanya kinerja yang terus bertumbuh, Maynard memproyeksikan IHSG BEI dapat mencapai level 7.500 pada akhir tahun 2023. Di kawasan Asia, pasar saham yang juga menunjukkan kinerja prospektif yakni Indeks Hang Seng yang saat ini tercatat 18.890 dengan target capaian 22.000 pada akhir tahun.
Performa IHSG di tengah lambatnya perekonomian global mengungguli sejumlah bursa saham lain seperti Strait Times Index yang tercatat 3.191, SET Index yang sebesar 1.505, serta PSE Index sebesar 6.393.
“Secara ranking mungkin agak kecil, kita melihat bahwa itu lebih positif terhadap Hong Kong China market, lalu Indonesia, sementara negara-negara lain cenderung netral ataupun negatif. Untuk Indonesia sendiri, market kita sampai saat ini kan masih cenderung positif jadi performanya terbaik di ASEAN,” ujar Maynard.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sejauh ini ada tiga negara yang mengungguli kinerja pasar saham Indonesia, yaitu Korea Selatan, Taiwan dan India. Hal tersebut dikarenakan pasar di ketiga negara itu mempunyai eksposur lebih terhadap sektor industri teknologi dibandingkan Indonesia.
Contohnya Korea Selatan dan Taiwan yang saat ini mempunyai industri pembuat mesin konduktor yang dapat digunakan untuk mesin manufaktur dan kecerdasan buatan (AI).
"Ada tiga negara Korea Selatan, Taiwan dan India. Karena mereka mempunyai eksposur ke industri tech yang kita mungkin tidak punya banyak. Kalau kita lihat Korea dan Taiwan, mereka membuat mesin konduktor yang digunakan oleh mesin manufaktur dan Artificial Intellegence. Demikian pula dengan India yang jadi pusat pembuatan software," pungkasnya.
Adapun IHSG BEI pada Senin sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham sektor properti. IHSG ditutup menguat 21,57 poin atau 0,31 persen ke posisi 6.961,46. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,39 poin atau 0,46 persen ke posisi 957,08.
Baca juga: IHSG awal pekan ditutup menguat dipimpin sektor properti
Baca juga: BEI segera cetak rekor IPO terbanyak sepanjang sejarah
Head of Research DBS Group Maynard Arif menyatakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI yang saat ini berada di level 6.961,46 menunjukkan pasar yang positif berdasarkan perbandingan pertumbuhan ekonomi dengan valuasi indeks saham.
"IHSG sendiri walaupun volatil, dibandingkan dengan market-market di ASEAN, market Indonesia masih yang paling prospektif sampai akhir tahun 2023, dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan dibandingkan dengan valuasi daripada indeks saham kita," kata Maynard dalam acara Group Interview Bersama Ekonom Bank DBS di Jakarta, Senin.
Dengan adanya kinerja yang terus bertumbuh, Maynard memproyeksikan IHSG BEI dapat mencapai level 7.500 pada akhir tahun 2023. Di kawasan Asia, pasar saham yang juga menunjukkan kinerja prospektif yakni Indeks Hang Seng yang saat ini tercatat 18.890 dengan target capaian 22.000 pada akhir tahun.
Performa IHSG di tengah lambatnya perekonomian global mengungguli sejumlah bursa saham lain seperti Strait Times Index yang tercatat 3.191, SET Index yang sebesar 1.505, serta PSE Index sebesar 6.393.
“Secara ranking mungkin agak kecil, kita melihat bahwa itu lebih positif terhadap Hong Kong China market, lalu Indonesia, sementara negara-negara lain cenderung netral ataupun negatif. Untuk Indonesia sendiri, market kita sampai saat ini kan masih cenderung positif jadi performanya terbaik di ASEAN,” ujar Maynard.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sejauh ini ada tiga negara yang mengungguli kinerja pasar saham Indonesia, yaitu Korea Selatan, Taiwan dan India. Hal tersebut dikarenakan pasar di ketiga negara itu mempunyai eksposur lebih terhadap sektor industri teknologi dibandingkan Indonesia.
Contohnya Korea Selatan dan Taiwan yang saat ini mempunyai industri pembuat mesin konduktor yang dapat digunakan untuk mesin manufaktur dan kecerdasan buatan (AI).
"Ada tiga negara Korea Selatan, Taiwan dan India. Karena mereka mempunyai eksposur ke industri tech yang kita mungkin tidak punya banyak. Kalau kita lihat Korea dan Taiwan, mereka membuat mesin konduktor yang digunakan oleh mesin manufaktur dan Artificial Intellegence. Demikian pula dengan India yang jadi pusat pembuatan software," pungkasnya.
Adapun IHSG BEI pada Senin sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham sektor properti. IHSG ditutup menguat 21,57 poin atau 0,31 persen ke posisi 6.961,46. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,39 poin atau 0,46 persen ke posisi 957,08.
Baca juga: IHSG awal pekan ditutup menguat dipimpin sektor properti
Baca juga: BEI segera cetak rekor IPO terbanyak sepanjang sejarah
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: