BPBD Karawang salurkan air bersih untuk desa terdampak kekeringan
2 Oktober 2023 16:44 WIB
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang menyalurkan air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Kecamatan Pangkalan, Karawang, Jawa Barat, Minggu (1/10/2023). ANTARA/HO-BNPB.
Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyalurkan air bersih untuk dua desa di Kecamatan Pangkalan, yang dilaporkan mengalami kekeringan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin, menyebut krisis air dilaporkan pemerintah daerah (pemda) pada hari Minggu (1/10).
Wilayah terdampak kekeringan berada di Desa Jatilaksana dan Kertasari. Kondisi ini dipicu oleh ketiadaan hujan sehingga terjadi kekeringan. Sebanyak 369 Kepala Keluarga (KK) atau 1.039 jiwa di dua desa tersebut mengalami krisis air. Wilayah ini terpantau memiliki potensi kemarau ekstrem yang panjang untuk hari tanpa hujan.
"Menyikapi kondisi ini BPBD Kabupaten Karawang bersama pihak terkait lain mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak. Sebanyak empat titik pendistribusian air dengan total 20.000 liter. Hal ini dilakukan dengan empat mobil tangki air dengan kapasitas 5.000 liter," ujar Abdul.
Baca juga: BPBD Karawang: Ribuan warga kesulitan air bersih pada musim kemarau
Berdasarkan analisis El Nino, lanjut dia, fenomena tersebut berdampak kuat pada musim kemarau di Indonesia pada Juli hingga Oktober. Banyak wilayah berpotensi akan memasuki puncak musim kemarau hingga bulan ini.
Sedangkan dilihat pada prediksi curah hujan bulanan, kata dia, curah hujan pada kategori rendah pada bulan ini dialami beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Pulau Jawa.
"Menghadapi potensi krisis air sepanjang Oktober, BNPB mengimbau warga untuk bijak dalam penggunaan air bersih. Penanganan yang dilakukan pihak BPBD lebih pada penanganan jangka pendek yaitu pendistribusian air bersih kepada masyarakat," ujar Abdul.
Baca juga: BPBD Jabar catat 28 kecamatan terdampak banjir di Karawang dan Subang
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin, menyebut krisis air dilaporkan pemerintah daerah (pemda) pada hari Minggu (1/10).
Wilayah terdampak kekeringan berada di Desa Jatilaksana dan Kertasari. Kondisi ini dipicu oleh ketiadaan hujan sehingga terjadi kekeringan. Sebanyak 369 Kepala Keluarga (KK) atau 1.039 jiwa di dua desa tersebut mengalami krisis air. Wilayah ini terpantau memiliki potensi kemarau ekstrem yang panjang untuk hari tanpa hujan.
"Menyikapi kondisi ini BPBD Kabupaten Karawang bersama pihak terkait lain mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak. Sebanyak empat titik pendistribusian air dengan total 20.000 liter. Hal ini dilakukan dengan empat mobil tangki air dengan kapasitas 5.000 liter," ujar Abdul.
Baca juga: BPBD Karawang: Ribuan warga kesulitan air bersih pada musim kemarau
Berdasarkan analisis El Nino, lanjut dia, fenomena tersebut berdampak kuat pada musim kemarau di Indonesia pada Juli hingga Oktober. Banyak wilayah berpotensi akan memasuki puncak musim kemarau hingga bulan ini.
Sedangkan dilihat pada prediksi curah hujan bulanan, kata dia, curah hujan pada kategori rendah pada bulan ini dialami beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Pulau Jawa.
"Menghadapi potensi krisis air sepanjang Oktober, BNPB mengimbau warga untuk bijak dalam penggunaan air bersih. Penanganan yang dilakukan pihak BPBD lebih pada penanganan jangka pendek yaitu pendistribusian air bersih kepada masyarakat," ujar Abdul.
Baca juga: BPBD Jabar catat 28 kecamatan terdampak banjir di Karawang dan Subang
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: