Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa Hari Batik Nasional merupakan momentum untuk mendorong masyarakat memakai batik.

"Mari kita terus bangga dengan batik," katanya di Jakarta, Senin, saat menyampaikan sambutan pada upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Batik Nasional.

Ia mengemukakan bahwa Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober untuk mengukuhkan batik sebagai bagian dari identitas nasional serta mengapresiasi industri batik Indonesia.

"Kita juga bersyukur, batik diakui sebagai kekayaan intelektual Indonesia non-benda yang diakui dunia," katanya.

Secara terpisah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menyatakan bahwa batik merupakan simbol persatuan dan kebhinnekaan.

"Siapapun yang masih ingin mengetahui kekuatan kita sebagai bangsa, batik adalah simbol paling kuat kebhinnekaan kita," katanya pada acara peresmian Museum Batik Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Dia juga menyampaikan bahwa bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki banyak kekayaan warisan leluhur, yang antara lain meliputi benda-benda bersejarah, karya seni, adat istiadat, budaya, dan tradisi yang bertahan dari generasi ke generasi.

"Warisan leluhur tersebut membentuk peradaban bangsa dan membawa Indonesia ke panggung internasional berkat pengakuan sebagai warisan dunia, dan tepat pada hari ini di tahun 2009, batik ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO," katanya.