Gubernur Sulsel panen cabai di Kabupaten Maros
2 Oktober 2023 14:20 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin panen cabai varietas cakra putih di kebun seluas 32 hektar di kebun petani Lingkungan Dulang, Kelurahan Borong, Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Senin (2/10/2023). ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel/aa.
Makassar (ANTARA) - Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin bersama Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam dan jajaran Forkopimda Maros melakukan panen cabai varietas cakra putih di kebun seluas 32 hektar, di kebun petani Lingkungan Dulang, Kelurahan Borong, Tanralili, Kabupaten Maros, Senin.
Varietas cakra putih ialah jenis cabai yang digemari petani untuk ditanam, dapat berbuah dalam jangka waktu yang panjang 5-7 bulan dan dapat dipetik setiap pekan. Juga tahan dengan kondisi genangan air ataupun jika terjadi banjir.
Bahtiar menyebutkan, dalam menanam cabai penting untuk mengetahui teknis mengelola lahan agar terhindar dari penyakit dan gagal tanam atau gagal panen. Kondisi lahan di Dulang justru didukung karena adanya Lekopancing, sehingga lahan cabai masih bisa ditingkatkan.
"Jadi teman-teman bisa belajar dari Maros, ini juga saya lihat ditanam di lahan kering dan airnya dipompa, termasuk sukses," sebutnya.
Baca juga: Pemprov Sulsel mulai gerakan tanam cabai di Kabupaten Wajo
Bahtiar menyebutkan, budidaya cabai di tempat ini telah berlangsung puluhan tahun dan semakin ditingkatkan sebagai upaya dalam penanganan inflasi. Masyarakat yang tanam cabai pun sejahtera.
Pemprov dan Pemda akan memberikan bantuan untuk gerakan budidaya tanam cabai ini. "Saya dorong aliran Sungai Lekopancing untuk diolah lahannya, apa yang bisa dibantu," ujarnya.
Adapun Pemprov Sulsel sendiri mendorong Gerakan Tanam Cabai 10 Pohon 1 ASN. Termasuk mendorong dalam jumlah besar.
Ia mengapresiasi petani cabai setempat dan ke Pemerintah Maros, khususnya Bupati Maros.
"Saya bahagia sekali, baru saya minta masyarakat gerakkan menanam cabai, di sini sudah panen," kata Bahtiar.
Sementara Bupati Maros AS Chaidir Syam menyebutkan produksi cabai di lahan ini 7-8 ton per hektar.
"Alhamdulillah ini kita dukung terus petani kita. Ada beberapa petani di sini sudah menyuplai juga ke provinsi lain," kata Chaidir.
Baca juga: BI Kalteng lakukan percontohan digitalisasi pertanian cabai rawit
Pada kesempatan ini, Chaidir turut menyampaikan beberapa harapan petani kepada Pj Gubernur Sulsel, salah satunya pompa untuk menyuplai air sungai lagi dan ini direspon dengan baik.
Petani cabai juga mengakui bahwa budidaya cabai membawa kesejahteraan bagi mereka. Salah satunya Ketua Kelompok Tani bernama Nurdin yang mengaku setiap musim, petani bisa menghasilkan Rp30-100 juta.
"Alhamdulillah kita menanam cabai di sini selama 20 tahun hasilnya memuaskan, hasilnya bisa naik haji," ucap petani lainnya, Ahmad.
Varietas cakra putih ialah jenis cabai yang digemari petani untuk ditanam, dapat berbuah dalam jangka waktu yang panjang 5-7 bulan dan dapat dipetik setiap pekan. Juga tahan dengan kondisi genangan air ataupun jika terjadi banjir.
Bahtiar menyebutkan, dalam menanam cabai penting untuk mengetahui teknis mengelola lahan agar terhindar dari penyakit dan gagal tanam atau gagal panen. Kondisi lahan di Dulang justru didukung karena adanya Lekopancing, sehingga lahan cabai masih bisa ditingkatkan.
"Jadi teman-teman bisa belajar dari Maros, ini juga saya lihat ditanam di lahan kering dan airnya dipompa, termasuk sukses," sebutnya.
Baca juga: Pemprov Sulsel mulai gerakan tanam cabai di Kabupaten Wajo
Bahtiar menyebutkan, budidaya cabai di tempat ini telah berlangsung puluhan tahun dan semakin ditingkatkan sebagai upaya dalam penanganan inflasi. Masyarakat yang tanam cabai pun sejahtera.
Pemprov dan Pemda akan memberikan bantuan untuk gerakan budidaya tanam cabai ini. "Saya dorong aliran Sungai Lekopancing untuk diolah lahannya, apa yang bisa dibantu," ujarnya.
Adapun Pemprov Sulsel sendiri mendorong Gerakan Tanam Cabai 10 Pohon 1 ASN. Termasuk mendorong dalam jumlah besar.
Ia mengapresiasi petani cabai setempat dan ke Pemerintah Maros, khususnya Bupati Maros.
"Saya bahagia sekali, baru saya minta masyarakat gerakkan menanam cabai, di sini sudah panen," kata Bahtiar.
Sementara Bupati Maros AS Chaidir Syam menyebutkan produksi cabai di lahan ini 7-8 ton per hektar.
"Alhamdulillah ini kita dukung terus petani kita. Ada beberapa petani di sini sudah menyuplai juga ke provinsi lain," kata Chaidir.
Baca juga: BI Kalteng lakukan percontohan digitalisasi pertanian cabai rawit
Pada kesempatan ini, Chaidir turut menyampaikan beberapa harapan petani kepada Pj Gubernur Sulsel, salah satunya pompa untuk menyuplai air sungai lagi dan ini direspon dengan baik.
Petani cabai juga mengakui bahwa budidaya cabai membawa kesejahteraan bagi mereka. Salah satunya Ketua Kelompok Tani bernama Nurdin yang mengaku setiap musim, petani bisa menghasilkan Rp30-100 juta.
"Alhamdulillah kita menanam cabai di sini selama 20 tahun hasilnya memuaskan, hasilnya bisa naik haji," ucap petani lainnya, Ahmad.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: