Aceh Barat mulai terapkan program udara bersih tanpa bakar
1 Oktober 2023 13:21 WIB
Petani melakukan penanaman padi di atas jerami di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Ahad (1/10/2023). Program ini sebagai upaya mewujudkan kebersihan udara dalam pengelolaan lahan tanpa bakar di sektor pertanian. (ANTARA/HO)
Meulaboh (ANTARA) - Sebanyak 11 desa yang tersebar di Kabupaten Aceh Barat, mulai menerapkan program udara bersih yang diinisiasi Yayasan Field Indonesia, sebagai upaya untuk mewujudkan kebersihan udara dalam pengelolaan lahan tanpa bakar di sektor pertanian.
“Program udara bersih yang kita laksanakan ini sudah teruji dan tidak mempengaruhi produk pertanian, dan dapat meningkatkan hasil panen padi,” kata Perwakilan Yayasan Field Indonesia Wilayah Aceh, Marzuki kepada ANTARA di Meulaboh, Ahad.
Ada pun sebaran program udara bersih Indonesia yang sudah mulai diterapkan di Kabupaten Aceh Barat meliputi Desa Suak Raya, Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan.
Kemudian di Kecamatan Samatiga meliputi Desa Cot Seumeureung, Desa Cot Pluh, Desa Paya Lumpat, serta Cot Darat, dan di Kecamatan Pante Ceureumen meliputi Desa Sikundo, serta di Kecamatan Woyla Barat di Desa Napai.
Program ini juga dilaksanakan di Kecamatan Meureubo meliputi Desa Peunaga Cut Ujong, Desa Ujung Tanoh Darat dan Desa Paya Peunaga.
Marzuki mengatakan program udara bersih sangat penting untuk diterapkan di Aceh Barat, mengingat wilayah ini rawan terjadinya kebakaran, baik kebakaran di pemukiman maupun kebakaran hutan dan lahan.
"Selain itu, program udara bersih juga merupakan suatu solusi untuk menjaga lingkungan hidup, termasuk meminimalisir pengaruh El Nino saat ini," kata Marzuki.
Menurut dia, Field Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk menyukseskan program udara bersih di Indonesia, karena hal ini dianggap perlu demi terwujudnya pola hidup sehat akibat dari pembukaan lahan serta mengurangi dampak buruk terhadap manusia dan lingkungan, akibat penggunaan zat kimia yang berlebihan.
“Kami terus mengkampanyekan program udara bersih demi tercipta lingkungan yang sehat demi keberlangsungan hidup makhluk di bumi," tutupnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Aceh Barat Mahdi Efendi saat menerima kunjungan Yayasan Field Indonesia di Meulaboh, mengatakan pemerintah daerah sangat mendukung program tersebut sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan.
"Program udara bersih juga merupakan suatu solusi untuk menjaga lingkungan hidup, termasuk meminimalisir pengaruh El Nino saat ini," katanya.
Mahdi mengajak seluruh petani di Kabupaten Aceh Barat agar dapat mendukung dan mengembangkan program udara bersih yang diinisiasi oleh Yayasan Field Indonesia, karena manfaat program tersebut dapat dinikmati demi terciptanya lingkungan yang sehat dan terwujudnya ketahanan pangan.
Menurut Mahdi, program udara bersih sangat penting untuk diterapkan di Aceh Barat mengingat wilayah ini rawan terjadinya kebakaran baik kebakaran di pemukiman maupun karhutla.
"Program udara bersih perlu didorong untuk dikembangkan oleh petani dalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat," katanya.
Mahdi mengatakan, program udara bersih merupakan model pengelolaan lahan yang ramah lingkungan, karena bahan yang digunakan merupakan bahan organik yang mudah didapatkan petani.
“Program tersebut tentu saja menjadi salah satu terobosan untuk mempermudah petani dalam mengelola lahan pertanian dengan biaya yang murah, namun tidak mengurangi produktivitas nya,” demikian Mahdi.
“Program udara bersih yang kita laksanakan ini sudah teruji dan tidak mempengaruhi produk pertanian, dan dapat meningkatkan hasil panen padi,” kata Perwakilan Yayasan Field Indonesia Wilayah Aceh, Marzuki kepada ANTARA di Meulaboh, Ahad.
Ada pun sebaran program udara bersih Indonesia yang sudah mulai diterapkan di Kabupaten Aceh Barat meliputi Desa Suak Raya, Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan.
Kemudian di Kecamatan Samatiga meliputi Desa Cot Seumeureung, Desa Cot Pluh, Desa Paya Lumpat, serta Cot Darat, dan di Kecamatan Pante Ceureumen meliputi Desa Sikundo, serta di Kecamatan Woyla Barat di Desa Napai.
Program ini juga dilaksanakan di Kecamatan Meureubo meliputi Desa Peunaga Cut Ujong, Desa Ujung Tanoh Darat dan Desa Paya Peunaga.
Marzuki mengatakan program udara bersih sangat penting untuk diterapkan di Aceh Barat, mengingat wilayah ini rawan terjadinya kebakaran, baik kebakaran di pemukiman maupun kebakaran hutan dan lahan.
"Selain itu, program udara bersih juga merupakan suatu solusi untuk menjaga lingkungan hidup, termasuk meminimalisir pengaruh El Nino saat ini," kata Marzuki.
Menurut dia, Field Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk menyukseskan program udara bersih di Indonesia, karena hal ini dianggap perlu demi terwujudnya pola hidup sehat akibat dari pembukaan lahan serta mengurangi dampak buruk terhadap manusia dan lingkungan, akibat penggunaan zat kimia yang berlebihan.
“Kami terus mengkampanyekan program udara bersih demi tercipta lingkungan yang sehat demi keberlangsungan hidup makhluk di bumi," tutupnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Aceh Barat Mahdi Efendi saat menerima kunjungan Yayasan Field Indonesia di Meulaboh, mengatakan pemerintah daerah sangat mendukung program tersebut sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan.
"Program udara bersih juga merupakan suatu solusi untuk menjaga lingkungan hidup, termasuk meminimalisir pengaruh El Nino saat ini," katanya.
Mahdi mengajak seluruh petani di Kabupaten Aceh Barat agar dapat mendukung dan mengembangkan program udara bersih yang diinisiasi oleh Yayasan Field Indonesia, karena manfaat program tersebut dapat dinikmati demi terciptanya lingkungan yang sehat dan terwujudnya ketahanan pangan.
Menurut Mahdi, program udara bersih sangat penting untuk diterapkan di Aceh Barat mengingat wilayah ini rawan terjadinya kebakaran baik kebakaran di pemukiman maupun karhutla.
"Program udara bersih perlu didorong untuk dikembangkan oleh petani dalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat," katanya.
Mahdi mengatakan, program udara bersih merupakan model pengelolaan lahan yang ramah lingkungan, karena bahan yang digunakan merupakan bahan organik yang mudah didapatkan petani.
“Program tersebut tentu saja menjadi salah satu terobosan untuk mempermudah petani dalam mengelola lahan pertanian dengan biaya yang murah, namun tidak mengurangi produktivitas nya,” demikian Mahdi.
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: