Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Bio Farma telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan
Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) untuk percepatan produksi vaksin dalam penanggulangan pandemi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyambut baik pencapaian yang diraih CEPI dan Bio Farma, terutama untuk meningkatkan kontribusi Indonesia dalam ketahanan pasokan dan kemandirian vaksin.
"Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi kesempatan untuk Bio Farma dalam memperkuat kapabilitas riset dan produksinya dalam rangka menjalankan peran sebagai
supplier produk vaksin di tingkat global," kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Rizka Andalucia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Bio Farma-perusahaan farmasi AS kerja sama produksi Vaksin HPV Kerja sama ini, kata Rizka, akan menghadirkan teknologi produksi vaksin terkini yaitu
viral vector dan
mRNA ke Indonesia dan kawasan ASEAN, serta mendukung ketersediaan produk dan meningkatkan kapasitas produksi vaksin.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga akan memiliki fasilitas laboratorium
bioprocess yang akan digunakan untuk pengembangan dan pengujian teknologi vaksin mRNA dan
viral vector. Ketika fasilitas tersebut sudah beroperasi penuh, Rizka menjelaskan Indonesia akan mampu memasok vaksin
mRNA dan
viral vector untuk menanggulangi berbagai macam jenis kejadian luar biasa dalam rentang waktu yang relatif singkat, yakni dalam 100 hari sejak patogen virus baru teridentifikasi.
CEO CEPI Dr Richard Hatchett mengatakan dunia harus mampu merespons dengan cepat dan adil jika ingin mengurangi kejadian wabah di masa depan.
"Lebih penting lagi, kapabilitas dalam memproduksi vaksin
mRNA yang diterapkan melalui kerja sama ini dapat memberikan percepatan dan keadilan akses vaksin bagi negara-negara di kawasan ASEAN ketika menghadapi ancaman wabah," tutur Richard.