Washington (ANTARA News) - Gedung Putih, Rabu (15/5), menyiarkan 100 halaman surel dan dokumen dalam upaya paling akhirnya untuk menangkal kecaman tajam kubu Republik mengenai tindakan menutup-tutupi serangan mematikan terhadap Konsulat Amerika Serikat di Kota Benghazi, Libya, tahun lalu.

Dokumen itu memperlihatkan bagaimana apa yang disebut pemerintahan Presiden Barack Obama sebagai poin percakapan merebak mengenai serangan tersebut, yang terjadi pada 11 September dan menewaskan Duta Besar Christopher Stevens dan tiga lagi warganegara Amerika.

Menurut surel tersebut, rujukan kepada al-Qaeda, kelompok fanatik yang berpusat di Libya dan sebelum serangan di Benghazi, dihilangkan dari poin percakapan itu.

Susan Rice, Duta Besar AS untuk PBB, belakangan menggunakan poin percakapan tersebut selama kemunculannya di jaringan TV utama untuk menyaakan serangan Benghazi bukan tindakan teror, tapi lebih bersifat serangan yang muncul dari protes spontan terhadap satu film buatan Amerika.

Rice menghadapi serangan dari Partai Republik saat ia dituduh berusaha melakukan penyesatan dalam proses pemilihan presiden pada November lalu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.

Para pejabat telah membela cara pemerintah menangani serangan tersebut, dan Presiden Obama sendiri pada Senin (13/5) menepis serangan pesaingnya mengenai poin percakapan sebagai "tontonan" yang dikendalikan oleh politik.

(C003)