Purbalingga (ANTARA News) - Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Lestari V, Desa Penolih, Kabupaten Purbalingga terus berupaya mengembangkan industri pembuatan sebutret (sabut kelapa berpadu karet).

"Pembuatan sebutret ini sudah dikembangkan sejak 2008 atau setelah kami mendapat pelatihan dari Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Purbalingga," kata Ketua Kelompok Tani Sri Lestari V Karsidi di Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, Rabu.

Sebelumnya, kata dia, warga Penolih memanfaatkan sabut kelapa yang banyak tersedia di desa ini hanya untuk pengganti kayu bakar.

Kini, sabut kelapa dapat diubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi seperti kasur.

"Kasur sebutret memang belum banyak digemari konsumen karena masih bersaing dengan kasur buatan pabrik," katanya.

Selain untuk kasur, kata dia, sebutret bisa digunakan bahan jok mebel, mobil, pesawat, dan kapal.

Bahkan, lanjut dia, sebutret bisa juga digunakan untuk matras olah raga lantai, peredam suara studio musik, dan karpet lantai.

Sabutret berbobot lebih ringan karena rongga pori-porinya lebar.

Selain itu, kata dia, sebutret tidak menimbulkan panas meskipun lama diduduki dan tidak kempis atau lekuk sepanjang tidak dipanasi hingga suhu 90 derajat Celsius.