Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) membayarkan klaim penjaminan simpanan nasabah Bank Perkreditan Rakyat Karya Remaja Indramayu (BPR KRI) pada tahap satu sebesar Rp127 miliar per 21 September 2023.

"Untuk pertama kalinya, LPS telah melakukan pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah BPR KRI sebesar Rp127 miliar dengan total nasabah sebanyak 23.389 nasabah," kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan perkembangan terbaru realisasi pembayaran klaim penjaminan nasabah BPR KRI.

Sadewa mengatakan, proses verifikasi nasabah akan diselesaikan secara bertahap, paling lama 90 hari kerja sejak pencabutan izin usaha BPR KRI.

Namun, secara internal LPS menargetkan pembayaran dapat selesai seluruhnya dalam waktu 30 hari ke depan. "Ini termasuk pembayaran klaim pembayaran penjaminan simpanan yang tercepat sepanjang sejarah LPS," katanya.

Sadewa mengimbau nasabah agar tidak perlu khawatir karena LPS terus bekerja keras agar nasabah mendapatkan pengembalian simpanan secepat mungkin.

"Kalau ada LPS, nasabah tak usah takut lagi karena LPS adalah sahabat nasabah Indonesia," katanya.

Diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha BPR KRI pada 12 September 2023. Sejak itu, LPS melakukan penyelesaian BPR KRI, yaitu memverifikasi data simpanan nasabah untuk pembayaran klaim penjaminan simpanan nasabah dan likuidasi bank.

LPS mencatat, BPR KRI memiliki aset bank sebesar Rp270.98 miliar, dana pihak ketiga sebesar Rp337,17 miliar dengan jumlah rekening 34.386 rekening, jumlah pegawai sebanyak 255 orang, jaringan kantor 21 kantor.

Sadewa mengatakan, penyebab utama ditutupnya bank itu akibat kecurangan atau fraud yang terjadi selama bertahun-tahun.

"Jadi kami teruskan untuk likuidasi karena telah kami nilai lebih murah untuk kami dan manajemen juga tak bisa diselamatkan karena sebagian besar orang terlibat," katanya.

Baca juga: LPS: Penjaminan simpanan lampaui amanat UU
Baca juga: LPS pertahankan suku bunga penjaminan 4,25 persen