Tianjin (ANTARA) - Airbus pada Kamis (28/9) memulai pembangunan lini perakitan akhir keduanya di China seiring upaya ekspansi pabrikan pesawat Eropa itu di pasar China.

Peletakan batu pertama di Kota Tianjin, China utara itu menandai tonggak sejarah baru setelah Airbus menandatangani perjanjian proyek pembangunan tersebut dengan Tianjin Free Trade Zone Investment Company Ltd. dan Aviation Industry Corporation of China, Ltd. pada April 2023.

Proyek ekspansi tersebut rencananya mulai beroperasi pada akhir 2025, kata Airbus dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan itu akan mampu memproduksi pesawat A320 dan A321neo, pesawat lorong tunggal terbaru Airbus, untuk memenuhi permintaan yang melonjak.

Lini perakitan akhir (FAL) kedua di basis Tianjin milik Airbus tersebut merupakan bagian dari rencana ekspansi produksi Airbus secara keseluruhan untuk keluarga A320.

Perusahaan itu menargetkan produksi 75 pesawat setiap bulan per 2026 mendatang yang difasilitasi oleh pengoperasian 10 FAL global yang meliputi dua di Tianjin, dua di Toulouse (Prancis), dua di Mobile (Amerika Serikat), dan empat di Hamburg (Jerman), urai pernyataan itu.

Proyek ekspansi ini menunjukkan komitmen jangka panjang Airbus terhadap industri penerbangan China.

Dalam tautan video, CEO Airbus Guillaume Faury mengatakan ekspansi ini menunjukkan kepercayaan yang kuat pada masa depan penerbangan di China.

Dia menambahkan ekspansi itu juga menggarisbawahi hubungan yang panjang, tepercaya, dan sukses dengan mitra-mitra di China.

Lalu lintas domestik dan internasional di China, rumah bagi beberapa maskapai penerbangan terkemuka dunia, diperkirakan akan tumbuh pesat dan berjangka panjang, imbuh Faury.

"Tahun ini menandai peringatan 15 tahun peresmian FAL Tianjin, dengan lebih dari 630 pesawat lorong tunggal dirakit dan dikirim. Itu berarti sekitar 30 persen pesawat Airbus yang terbang di China telah dirakit di sini," tutur George Xu, yang menjabat sebagai wakil presiden eksekutif (EVP) Airbus sekaligus CEO Airbus China.

Lini Perakitan Akhir Airbus Asia di Tianjin yang diresmikan pada September 2008 merupakan lini perakitan akhir pertamanya yang berlokasi di luar Eropa.

Proyek ekspansi ini menunjukkan bahwa Airbus terus berinvestasi pada fasilitasnya di Tianjin untuk melayani pasar China dengan lebih baik lagi melalui sistem produksi globalnya, kata Xu.

"Selama 15 tahun, Lini Perakitan Akhir kami di Tianjin telah menjadi kunci bagi strategi industri global kami untuk merakit pesawat dekat dengan pelanggan kami dan bermitra dengan sektor penerbangan China demi industri yang berkembang pesat," kata EVP Communications and Corporate Affairs Airbus Julie Kitcher.

Sebagai proyek kerja sama strategis utama China-Eropa, proyek Airbus Tianjin menyiapkan platform penting bagi kerja sama pragmatis bilateral, pengembangan bersama, dan hasil yang saling menguntungkan di sektor penerbangan, kata Hao Zhaoping, Presiden Aviation Industry Corporation of China, Ltd.

Proyek ini juga akan memainkan peran penting dalam menstabilkan rantai industri penerbangan global dan mendorong pemulihan pasar penerbangan global, lanjut Hao.

Wakil Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, Li Chunlin, mengatakan komisinya akan mendukung Airbus dalam bekerja sama dengan mitra-mitra China untuk memperluas kerja sama di masa depan sembari memanfaatkan kekuatan masing-masing secara penuh.

"Pandemi COVID kini sudah berlalu. Masa depan penerbangan cerah. Dan kami sedang menulis babak baru di sini, di Tianjin," kata Faury.