70 persen kebakaran disebabkan arus pendek listrik
15 Mei 2013 05:36 WIB
ilustrasi Sejumlah petugas pemadam kebakaran (PMK) berusaha memadamkan api yang membakar bangunan pabrik makanan ringan di kawasan Platuk Donomulyo, Surabaya, Jatim, Rabu (10/4) malam. (ANTARA/M Risyal Hidayat)
Padang (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Indonesia menyebutkan bahwa 70 persen musibah kebakaran di pemukiman warga disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik.
"Berdasarkan data AKLI 70 persen kebakaran di Kota Jakarta disebabkan oleh konsleting dan di Padang dipertkirakan mencapai 68 persen, " kata Perwakilan DPD AKLI Indonesia Masdi Ardi S.Sos di Padang, Rabu.
Sebelumnya, hal itu diungkapkanya pada pelatihan dan pembekalan pengamanan pemasangan instalasi listrik dan pembekalan pemasangan gawai pengaman arus sisa dilaksanakan atas kerjasama AKLI dengan Fakultas Teknik Industri (FTI) Universitas Bung Hatta (UBH) Padang.
Kegiatan itu diikuti 402 orang peserta berasal dari AKLI Sumatera Barat, dosen, karyawan dan mahasiswa FTI UBH, kalangan dosen dan mahasiswa jurusan kelistrikan se-Sumbar, guru dan pelajar sekolah penerbangan dan SMK kelistrikan serta masyarakat umum lainnya.
Terkait penyebab kebakaran didominasi akibat kosleting listrik, maka sejak 2012, AKLI telah melatih lebih dari 2.700 tenaga terampil kelistrikan se-Indonesia.
Untuk tahun 2013 menargetkan 5.000 tenaga terampil akan disiapkan diterjunkan langsung di masyarakat untuk mensosialisasikan dan pemasangan gawai pengaman arus sisa (earth leake circuit breaker/ELCB).
Pelatihan dan pembekalan bagi 402 peserta di FTI UBH merupakan bagian dari upaya menyiapkan para tenaga trampil untuk pemasangan gawai pengaman arus sisa (ELCB) tersebut, tambahnya.
Pada pelatihan dan pembekalan menampilkan sejumlah ahli membawakan materi tentang ELCB, yakni Ir Ija Darmana, MT dari UBH membahas regulasi ketenagalistrikan dan peraturan pemerintah yang mengatur tentang kelistrikan dan upanya pengurangan resiko akibat arus listrik.
Lalu, Ir Eddy Soesilo, M.Eng menyampaikan materi arus hubungan singkat dan arus bocor. Ir Yani Ridal,MT membahas pemasangan gawai penanganan arus sisa dan Fredy Angga dari PT. Scheneider Electric Indonesia membahas potensi terhadap bahaya kebakaran dan sengatan listrik.
(H014/I014)
"Berdasarkan data AKLI 70 persen kebakaran di Kota Jakarta disebabkan oleh konsleting dan di Padang dipertkirakan mencapai 68 persen, " kata Perwakilan DPD AKLI Indonesia Masdi Ardi S.Sos di Padang, Rabu.
Sebelumnya, hal itu diungkapkanya pada pelatihan dan pembekalan pengamanan pemasangan instalasi listrik dan pembekalan pemasangan gawai pengaman arus sisa dilaksanakan atas kerjasama AKLI dengan Fakultas Teknik Industri (FTI) Universitas Bung Hatta (UBH) Padang.
Kegiatan itu diikuti 402 orang peserta berasal dari AKLI Sumatera Barat, dosen, karyawan dan mahasiswa FTI UBH, kalangan dosen dan mahasiswa jurusan kelistrikan se-Sumbar, guru dan pelajar sekolah penerbangan dan SMK kelistrikan serta masyarakat umum lainnya.
Terkait penyebab kebakaran didominasi akibat kosleting listrik, maka sejak 2012, AKLI telah melatih lebih dari 2.700 tenaga terampil kelistrikan se-Indonesia.
Untuk tahun 2013 menargetkan 5.000 tenaga terampil akan disiapkan diterjunkan langsung di masyarakat untuk mensosialisasikan dan pemasangan gawai pengaman arus sisa (earth leake circuit breaker/ELCB).
Pelatihan dan pembekalan bagi 402 peserta di FTI UBH merupakan bagian dari upaya menyiapkan para tenaga trampil untuk pemasangan gawai pengaman arus sisa (ELCB) tersebut, tambahnya.
Pada pelatihan dan pembekalan menampilkan sejumlah ahli membawakan materi tentang ELCB, yakni Ir Ija Darmana, MT dari UBH membahas regulasi ketenagalistrikan dan peraturan pemerintah yang mengatur tentang kelistrikan dan upanya pengurangan resiko akibat arus listrik.
Lalu, Ir Eddy Soesilo, M.Eng menyampaikan materi arus hubungan singkat dan arus bocor. Ir Yani Ridal,MT membahas pemasangan gawai penanganan arus sisa dan Fredy Angga dari PT. Scheneider Electric Indonesia membahas potensi terhadap bahaya kebakaran dan sengatan listrik.
(H014/I014)
Pewarta: Hendra Agusta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: