Jakarta (ANTARA News) - Pasca-kegagalan jajaran ponsel pintar One Series-nya pada 2012, HTC Corporation kembali rambah kompetisi perangkat-perangkat Android unggulan lewat HTC One yang dikenalkan Februari lalu.

Harapan produsen elektronika asal Taiwan untuk melariskan perangkat jagoannya begitu besar. Keyakinan itu tampak dari keputusan Peter Chou, CEO HTC Corporation, yang akan mundur jika HTC One gagal di pasaran.

HTC One pun menjadi buah bibir media-media teknologi di luar negeri yang kemudian dihadapkan dengan Sony Xperia Z dan Samsung Galaxy S4.

Namun, anak perusahaan VIA Group itu menghadapi persoalan pasokan komponen kamera sehingga rencana distribusi yang semestinya pada Maret untuk pasar global mundur ke April.

Ponsel berselimut bahan alumunium itu akhirnya diperkenalkan secara resmi di Indonesia pada akhir April dan diperkirakan hadir di pasar ritel Indonesia pada Juni seharga Rp7 juta-an.

Berikut ulasan lengkap HTC One:

Desain

Sekilas, desain tubuh HTC One sangat menyerupai BlackBerry Z10. Jika Anda lebih dulu melihat Blackberry Z10 daripada HTC One, mungkin Anda akan keliru dan mengira ponsel Android berlayar 4,7 inci itu sebagai ponsel asal Kanada.

Lengkungan mulus aluminum di tubuh belakang ponsel berdimensi 13,7 x 6,8 centimeter itu terasa pas di telapak tangan saat ANTARA News menggenggamnya.

Namun, ponsel seberat 143 gram tersebut akan terasa licin dalam genggaman manakala tangan pengguna basah akibat keringat atau air.

Layar berlapis teknologi Gorilla Glass 2, di sisi depan, tampak kompak dengan duo speaker stereo di bagian atas dan bawah layar.

Berbeda dengan ponsel pintar Android lain yang punya tiga tombol navigasi, HTC justru membekali One dengan dua tombol, home dan back.

Sebagai gantinya, fungsi multitasking khas Android dapat diakses dengan menekan tombol home dua kali. Pengguna pemula tentu membutuhkan waktu untuk membiasakan pengalihan fungsi itu.

Sebagai konsekuensi cangkang aluminium utuh di tubuh belakang, baterai pada HTC One tidak dapat dilepas. Sementara tray untuk micro-SIM ada di sisi kiri serta tombol volume terletak di sisi kanan.

Uniknya, tombol power yang diletakkan di sisi kiri bagian atas ternyata sekaligus berfungsi sebagai pemancar sinyal infra-merah, sehingga HTC One bisa digunakan layaknya remote televisi merek apa pun di rumah anda.

Dalam paket penjualan resmi, HTC melengkapi ponselnya dengan kabel data micro-USB, charger, headset, serta informasi standar keselamatan produk dan panduan pemakaian.

Performa

HTC One yang menyasar segmen pasar premium itu dilengkapi prosesor Snapdragon 600 berinti empat (quad-core) dengan kecepatan 1,7Ghz dan pemroses grafis terbaru Adreno seri 320.

Kedua komponen itu diimbangi RAM berkapasitas dua giga bit serta ruang penyimpanan data digital internal seluas 32 giga bit.

Meski tidak dilengkapi slot kartu micro-SD, HTC menawarkan varian ponsel dengan ruang penyimpanan 64 giga bit.

Selain itu, pemilik ponsel bersitem Android 4.1.2 (Jelly Bean) itu akan dibekali ruang penyimpanan komputasi awan (cloud) dari DropBox sebesar 25 giga bit.

HTC, pada ponsel andalannya itu, menghadirkan inovasi tampilan yang menyerupai aplikasi FlipBoard bernama "BlinkFeed".

Dalam penggunaan sehari-hari, fitur yang terintegrasi Sense 5 itu cukup membantu untuk menyajikan kilasan isi aplikasi berita dan akun jejaring sosial Anda.

Selama digunakan, perpindahan halaman pada HTC One berjalan mulus. Pengujian perangkat untuk memainkan permainan "Asphalt 7" dan "Real Racing 3" juga berjalan lancar.

Baterai berkapasitas 2600 mAh milik One mampu bertahan hampir sehari penuh dengan penggunaan sedang seperti pengiriman pesan singkat (sms), perambahan Internet (browsing), melakukan panggilan, serta sesekali bermain permainan.

Baterai akan lebih cepat terkuras dan bertahan untuk setengah hari (8-9 jam) jika ponsel digunakan untuk mengakses fitur multimedia seperti menonton film atau bermain game dalam waktu yang cukup lama.

Layar beresolusi 1920x1080 dan kerapatan 468 piksel per inci HTC One cukup nyaman untuk ditatap dalam waktu yang lama.

Tingkat kecerahan layar Super LCD 3 milik HTC juga cenderung lebih baik dibanding layar AMOLED yang dikenal memiliki kontras mumpuni.

Meskipun demikian, sisi belakang HTC One akan terasa panas saat ponsel dipakai untuk berselancar di dunia maya dalam waktu yang lama, seperti halnya beberapa ponsel quad core lain di pasaran.

Multimedia

HTC agaknya ingin menyampaikan pesan jumlah piksel pada kamera tidak akan selalu diikuti kualitas gambar yang bagus dengan jalan mengusung kamera beresolusi hanya empat mega piksel.

Sebagai gantinya, sensor gambar UltraPixel pada kamera utama pada HTC One diklaim mampu menghasilkan gambar lebih baik pada kondisi pencahayaan rendah sekalipun.

Hasil pengambilan gambar di beberapa tempat redup menunjukkan kehandalan kamera UltraPixel milik One dibanding beberapa kamera ponsel lain.

Lensa sudut lebar 28mm dan diafragma f/2.0 turut membantu pengambilan gambar, baik di dalam ruangan maupun malam hari.

Sayang, kehandalan kamera itu harus dibayar mahal ketika pengguna akan mengambil gambar siang hari dengan kondisi dengan cahaya berlebihan.

Gambar yang disajikan dalam mode auto tampak kelebihan cahaya (over-exposure) pada obyek dengan pencahayaan sinar matahari langsung.

Meski dapat disiasati dengan mengatur besaran ISO pada menu kamera, pengaturan itu tidak praktis bagi penggunaan sehari-hari.

Selain mengusung UltraPixel, HTC One juga dilengkapi dengan fitur Zoe yang berupa perekaman video berdurasi tiga detik serta foto sebanyak 20 frame dengan hanya menekan tombol shutter pada menu kamera.

Hasilnya pun akan ditampilkan pada galeri multimedia yang menyajikan highlights unik. Jika sulit membayangkannya, maka coba anda ingat-ingat bagaimana foto yang bergerak-gerak di surat kabar dalam film Harry Potter yang terkenal itu.

Hadirnya dua speaker stereo di HTC One seolah mempertegas bahwa fungsi multimedia sengaja ditonjolkan di ponsel pintar ini.

Dan benar saja, suara lantang dan jernih yang mengalun dari tweeter kembar serta bantuan piranti lunak BeatsAudio yang memberikan kesan bass yang punchy, begitu pula untuk mendengarkan musik ataupun menonton film.

Konektivitas

Secanggih apa pun, tetap saja sejatinya fungsi utama ponsel adalah untuk menelepon. Demikian pula HTC One yang punya berbagai fungsi standar ponsel tradisional seperti panggilan, pengiriman pesan singkat, kalender, alarm, dan daftar kontak.

Ponsel yang berjalan pada jaringan UMTS/3G dan HSPA itu juga dilengkapi dengan berbagai fungsi konektifitas tercanggih saat ini seperti Bluetooth, WiFi, portable hotspot untuk delapan perangkat lainnya, dan near field communication (NFC).

Seperti halnya perangkat Android terkini, One juga dibekali fitur GPS agar anda tidak tersesat di perjalanan. Beberapa fitur dokumen seperti Word, Excel, dan Power Point juga dapat diakses dan diedit melalui aplikasi Polaris Office yang sudah ada di dalam ponsel.

Pengguna juga dapat memantulkan tampilan layar HTC One di televisi dengan koneksi kabel HDMI lewat perangkat dongle MHL Link produksi HTC.

Hal yang terkadang menyulitkan setelah pembelian ponsel baru adalah memindahkan data dari ponsel lama anda tanpa ada yang terlewat. Tapi, HTC One menawarkan fungsi tersebut hanya dengan satu aplikasi HTC Transfer Tool yang tersedia di Google Play.

Aplikasi pemindah data lewat koneksi WiFi itu mendukung hampir seluruh merek ponsel Android dengan sistem operasi Gingerbread (2.3) ke atas dan ponsel iPhone Apple.

Kesimpulan

Predikat sebagai salah satu ponsel terbaik pada semester I 2013 rasanya cukup layak disandang HTC One.

Dari sisi desain, HTC One berbalut alumunium dapat mengungguli beberapa pesaingnya yang terkesan tampil sewajarnya.

Sejumlah fitur unik dan inovatif seperti BlinkFeed, Zoe, UltraPixel dan speaker stereo BoomSound yang diusung HTC memperkaya tampilan "mahal" One.

Spesifikasi tangguhnya pun menempatkan ponsel cerdas ini berhadapan langsung dengan kompetitor seperti Samsung Galaxy S4, Sony Xperia Z, iPhone 5 dan Nokia Lumia 920.

Kekurangan terbesar tentunya pada sisi kamera yang ternyata tidak mampu berfungsi optimal dalam kondisi dengan pencahayaan sangat terang.

Tapi, HTC dikabarkan telah meluncurkan pembaruan piranti lunak kamera yang menyempurnakan pemrosesan gambar pada One.

Ketidaktersediaan ruang memori microSD juga cenderung menyulitkan sebagian pengguna yang membutuhkannya, walau ruang ekstra luas 32 giga bit sudah terasa cukup.

Persoalan utama pada HTC One adalah ketersediaan produk di pasaran Indonesia, karena HTC memasarkan One di pasar elektronika Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa pada pertengahan April lalu.

Country Manager HTC Indonesia, Budi Janto, pada perkenalan One di Jakarta, April lalu, mengatakan ponsel itu akan tersedia di pasar Tanah Air pada Juni.

(P012*I026)