Gorontalo (ANTARA) - Seorang warga Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo Sulasmiyati Djauhari mengubah sisa produksi kepala roa menjadi produk UMKM kecap asin yang diminati hingga ke sejumlah daerah di Indonesia.

"Saya memproduksi kecap ikan dari kepala roa atau ikan sagela sejak tahun 2019," ucap Sulasmiyati yang biasa disapa Maya di Gorontalo, Rabu.

Ia menceritakan, sebelum bisa menghasilkan rasa kecap ikan yang enak atau sesuai dengan selera masyarakat, ia melakukan berbagai percobaan dan penelitian selama kurang lebih satu tahun.

Gagasan membuat kecap kata Maya, muncul setelah ia mendapat pelatihan membuat kecar dari salah satu lembaga di Gorontalo.

"Saya memanfaatkan kepala ikan roa dan air kelapa yang oleh pengguna yang biasanya hanya dibuang," ujar Maya.

Setelah satu tahun memproduksi kecap ikan, ia pun mengikuti kurasi yang digelar Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KpwBI) Provinsi Gorontalo untuk menjaring UMKM yang dijadikan binaan.

Maya menceritakan, kini usaha yang diberi nama Limaya pun lolos kurasi dan menjadi salah satu binaan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo.

Ia mengungkapkan, kini dalam satu bulan, ia dapat memproduksi 1.000 botol kecap ikan jika pesanan sedang ramai.

Bahkan produk UMKM Limaya pada pekan lalu berhasil melakukan pertemuan bisnis dengan pembeli dari Bali dengan nilai mencapai ratusan juta rupiah pada kegiatan Hulonthalo Art and Craft Festival dari Bank Indonesia.

Selain telah merambah pasar nasional, produk UMKM Limaya dijadikan oleh-oleh ke banyak negara di Eropa, Amerika dan Asia.
Pemilik UMKM Limaya menunjukkan bahan produk kecap ikan di Sipatana, Kota Gorontalo, Gorontalo. ANTARA/Adiwinata Solihin