Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut di Provinsi Jawa Barat tetap melanjutkan penyaluran bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan setelah masa tanggap darurat bencana kekeringan berakhir pada 24 September 2023.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefulloh mengatakan bahwa pemerintah daerah tetap membantu pemenuhan kebutuhan air bersih warga di daerah yang mengalami kekeringan selama masa transisi yang berlangsung sampai 31 Oktober 2023.

"Intervensi kita, satu tetap melaksanakan suplai air bersih yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, dan tuntutan atau keinginan dari beberapa wilayah," katanya di Garut, Rabu.

Aah menyampaikan bahwa BPBD menggunakan alokasi dana yang masih tersedia untuk penanganan dampak kekeringan selama masa transisi, tidak mengusulkan pengalokasian anggaran baru.

"Selanjutnya kita juga melakukan evaluasi terhadap penyerapan anggaran, sejauh mana penyerapan anggaran dari BTT (belanja tak terduga) yang sudah diserap sampai sejauh ini," katanya.

Ia mengatakan bahwa musim kemarau tahun ini kekeringan terjadi 19 dari 42 kecamatan di wilayah Kabupaten Garut, membuat warga kesulitan memperoleh air bersih.

Selama 21 hari masa tanggap darurat bencana kekeringan, menurut dia, sebanyak 1.175.000 liter air bersih telah disalurkan kepada 24.391 keluarga yang terdiri atas 85.010 jiwa di 19 wilayah kecamatan yang mengalami kekeringan.

"Armada kita kurang, kita ada 10 armada, dan masih jauh dari kebutuhan," katanya.

Baca juga:
Garut cari sumber air permanen untuk penuhi kebutuhan masyarakat

Garut siaga hadapi kekeringan sampai musim penghujan