Jayapura (ANTARA News) - PT. Freeport Indonesia (PTFI) belum mengetahui jumlah warga yang menjadi korban longsor di sebuah terowongan fasilitas pelatihan tambang bawah tanah miliknya di Mimika, Papua.
"Saat ini kami masih belum dapat mengkonfirmasi jumlah mereka yang cedera, terperangkap ataupun korban jiwa, jika ada," ujar Daisy Primayanti Vice President, Corporate Communications PT Freeport Indonesia dalam release yang dikirim oleh PT. Freeport kepada wartawan di Jayapura, Selasa.
Daisy mengatakan insiden tersebut menyebabkan sebuah terowongan di fasilitas pelatihan tambang bawah tanah telah runtuh menimpa sejumlah karyawan. Saat ini Emergency Response Group (ERG) dan tim keselamatan sedang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan.
"Mengingat tingkat kesulitan yang dihadapi, proses penyelamatan akan membutuhkan waktu," tegasnya.
Ia menuturkan pihaknya akan memberikan informasi lebih lanjut terkait perkembangan yang terjadi di lapangan. Dimana PTFI telah melaporkan insiden ini ke lembaga pemerintahan terkait, termasuk diantaranya Inspektur Pertambangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Kami memberikan dukungan dan doa bagi karyawan kami beserta keluarga mereka, sejalan dengan terus dilakukannya upaya penyelamatan ini," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, 32 orang diduga terjebak di terowongan bawah tanah area PT. Freeport. Enam orang diantaranya selamat yaitu Yapinus Tabuni, Yoni, Edowai, Petrus, Mathius dan David Gobai.
PT Freeport belum ketahui korban timbunan
14 Mei 2013 15:15 WIB
Lumpuh Sejumlah truk milik PT Freeport Indonesia terparkir di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua(FOTO ANTARA/Spedy Paereng)
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: