Padang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat ekonomi provinsi setempat pada triwulan II tahun 2023 tumbuh sebesar 1,82 persen secara kuartal ke kuartal (q to q).

"Pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha kecuali tiga lapangan usaha yang mengalami kontraksi," kata Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto, di Padang, Rabu.

Sugeng mengatakan tiga lapangan usaha yang mengalami kontraksi tersebut, yakni industri pengolahan sebesar 1,30 persen, jasa keuangan dan asuransi 0,96 persen, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,93 persen.

Kemudian, BPS juga mencatat sejumlah lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan, yakni jasa lainnya sebesar 12,08 persen yang meliputi administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 11,52 persen.

Lalu, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 7,27 persen. Seterusnya, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan serta perdagangan besar maupun eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang memiliki peran dominan juga tumbuh masing-masing 0,73 persen dan 0,83 persen.

Ia mengatakan perekonomian di Ranah Minang didominasi lapangan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan sebesar 20,60 persen, diikuti perdagangan besar maupun eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 16,41 persen.

Transportasi dan pergudangan sebesar 11,73 persen yang meliputi konstruksi sebesar 9,84 persen dan industri pengolahan 8,15 persen. Peranan lapangan usaha itu terhadap perekonomian Sumbar mencapai 66,73 persen.

Secara umum, kata dia lagi, ekonomi Sumbar pada triwulan II tahun 2023 terhadap triwulan II tahun 2022 tumbuh 5,14 persen. Pertumbuhan ini didorong komponen pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh cukup tinggi hingga 7,15 persen.

Kemudian diikuti komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga berturut-turut 6,98 persen, 6,78 persen, dan 3,34 persen.

"Sebaliknya, komponen ekspor dan impor barang luar negeri mengalami kontraksi sebesar 11,72 persen dan 33,49 persen," kata Kepala BPS Sumbar itu pula.
Baca juga: Gubernur: Sektor pertanian perikanan kehutanan topang ekonomi Sumbar
Baca juga: Wapres nilai Sumbar bisa jadi pelopor ekonomi syariah