Irjen Kementan: Ekspor Pertanian Indonesia terus meningkat
27 September 2023 16:17 WIB
Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia Jan Samuel Maringka menyerahkan cindramata kepada Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu pada Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) Ketahanan Pangan di Kota Pangkalpinang, Rabu (27/9/2023) (ANTARA/HO-Aprionis)
Pangkalpinang (ANTARA) - Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia Jan Samuel Maringka menyatakan ekspor sektor pertanian dari 2019 hingga 2022 terus meningkat, sehingga dapat menopang perekonomian dan ketahanan pangan masyarakat.
"Satu-satunya sektor yang bisa menyelamatkan bangsa ini adalah pertanian," kata Jan Samuel Maringka saat membuka Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) Ketahanan Pangan di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, Rabu.
Ia mengatakan nilai ekspor sektor pertanian 2019 mencapai Rp390 triliun, naik menjadi Rp451 triliun pada 2020, naik lagi mencapai Rp600 triliun pada 2021, dan 2022 juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Peningkatan ekspor pertanian ini artinya sektor-sektor lainnya boleh mengalami penurunan dampak COVID-19 dan lainnya, tetapi sektor pertanian ini terus meningkat," katanya.
Baca juga: Produk sayur dan ikan Indonesia catat transaksi Rp423 miliar di Taiwan
Menurut dia Rakorwas Ketahanan Pangan di Provinsi Kepulauan Babel ini untuk meningkatkan komitmen menjaga pangan untuk masa depan bangsa ini.
"Saat ini tantangan utama pertanian yang kita hadapi adalah perubahan iklim, el nino, ancaman alih fungsi lahan pertanian serta kurangnya minat generasi muda pada bidang pertanian," katanya.
Ia menyatakan dalam menghadapi ancaman el nino Menteri Pertanian telah mencanangkan Gerakan Nasional Penanganan Dampak El Nino pada 10 provinsi di 100 kabupaten seluas 500.000 hektare.
Selain itu, komitmen para kepala daerah sangat penting untuk bersama-sama mengawasi penerbitan Perda Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) sebagai upaya bersama memberi perlindungan serta keberpihakan pengelolaan dana desa berbasis pertanian.
"Perlu kolaborasi stakeholder pertanian seperti Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) untuk bersama-sama menjaga dan memastikan program ketahanan pangan berjalan dengan efektif dan merata," katanya.
"Satu-satunya sektor yang bisa menyelamatkan bangsa ini adalah pertanian," kata Jan Samuel Maringka saat membuka Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas) Ketahanan Pangan di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, Rabu.
Ia mengatakan nilai ekspor sektor pertanian 2019 mencapai Rp390 triliun, naik menjadi Rp451 triliun pada 2020, naik lagi mencapai Rp600 triliun pada 2021, dan 2022 juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Peningkatan ekspor pertanian ini artinya sektor-sektor lainnya boleh mengalami penurunan dampak COVID-19 dan lainnya, tetapi sektor pertanian ini terus meningkat," katanya.
Baca juga: Produk sayur dan ikan Indonesia catat transaksi Rp423 miliar di Taiwan
Menurut dia Rakorwas Ketahanan Pangan di Provinsi Kepulauan Babel ini untuk meningkatkan komitmen menjaga pangan untuk masa depan bangsa ini.
"Saat ini tantangan utama pertanian yang kita hadapi adalah perubahan iklim, el nino, ancaman alih fungsi lahan pertanian serta kurangnya minat generasi muda pada bidang pertanian," katanya.
Ia menyatakan dalam menghadapi ancaman el nino Menteri Pertanian telah mencanangkan Gerakan Nasional Penanganan Dampak El Nino pada 10 provinsi di 100 kabupaten seluas 500.000 hektare.
Selain itu, komitmen para kepala daerah sangat penting untuk bersama-sama mengawasi penerbitan Perda Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) sebagai upaya bersama memberi perlindungan serta keberpihakan pengelolaan dana desa berbasis pertanian.
"Perlu kolaborasi stakeholder pertanian seperti Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) untuk bersama-sama menjaga dan memastikan program ketahanan pangan berjalan dengan efektif dan merata," katanya.
Pewarta: Aprionis
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: