Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Marzuki Alie menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak ingin membuat pemerintahan berikutnya dan rakyat sengsara bila bahan bakar minyak (BBM) tak dinaikkan.




"Kemarin Presiden SBY menyampaikan, kalau BBM dinaikkan, memang pahit dan dari segi pencitraan tidak baik bagi presiden. Kalau tidak dinaikkan, ini jadi bom waktu bagi pengganti Pak SBY nanti sebagai presiden," kata Marzuki, Selasa.




Dia mengatakan, sesuai UU, pemerintah bisa menaikkan BBM tanpa persetujuan DPR RI. Ia juga tak menyalahkan jika fraksi-fraksi di DPR menolak rencana pemerintah tersebut.




"Ada tarik menarik soal kenaikan BBM, ada yang setuju dan tidak, itu sah-sah saja. Apalagi ini tahun politik, untuk pencitraan," kata Marzuki.




Demokrat sendiri, menurut dia, naik atau tidaknya BBM tak ada untungnya, termasuk dalam hal penyaluran bantuan tunai langsung sementara selama 4-6 bulan.




"Yang menyalurkan dikoordinatori Menko Kesra Agung Laksono, orang Golkar, Menko Perekonomian orang PAN, Menteri Sosial dari PKS," kata Marzuki.




Dia menilai BBM perlu dinaikkan karena asumsi-asumsi ekonomi makro melebihi APBN 2013 sehingga pemerintah dibolehkan membuat RAPBNP, contohnya asumsi makroekonomi harga minyak di atas 111 dolar per barrel sementara asumsi APBN 2013 adalah 100 dolar per barel.




"APBN Perubahan harus diselesaikan DPR RI paling lambat sebulan. Pemerintah kemarin menyampaikan akan menyampaikan rencananya hari ini dan DPR RI akan menyelesaikan paling lama tiga minggu, sehingga awal Juni sudah selesai," kata Marzuki.