13 sekolah di Palu terima kursi rotan
14 Mei 2013 12:53 WIB
Serahkan Bantuan Wakil Menteri Perindustrian, Alex SW Retraubun (kiri) secara simbolis menyerahkan 400 meja dan 800 kursi rotan untuk sekolah SD kepada Walikota Palu, Rusdy Mastura (tengah)disaksikan Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djonggala di Palu, 14 Mei 2013 (kemenperin.go.id)
Palu (ANTARA News) - Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun menyerahkan Kepada Wali Kota Palu Rusdy Mastura sebanyak 400 set mebel rotan untuk 13 sekolah di Kota Palu sebagai bagian dari upaya pemerintah meningkatkan penggunaan produk industri rotan di sektor pendidikan.
Mebel rotan yang diserahkan di depan Gubernur Sulteng Longki Djanggola di Kantor Gubernur Sulteng, di Palu, Selasa, itu terdiri atas 400 meja dan 800 kursi, belum termasuk puluhan meja dan kursi rotan untuk guru dan kantor sekolah.
Wamen Perindustrian Alex Retraubun mengatakan bahwa sejak 2011, pemerintah telah melarang ekspor rotan mentah dan setengah jadi guna mendorong tumbuhnya industri rotan dalam negeri dan meningkatkan nilai tambah yang harus dinikmati oleh perajin dan masyarakat Indonesia.
Kebijakan ini, katanya, ternyata memberikan dampak yang amat signifikan dalam penerimaan devisa dari ekspor barang jadi rotan karena pada 2012, nilai ekspor rotan olahan naik sebesar 70 persen dibanding 2011.
Untuk memelihara momentum pertumbuhan industri rotan ini, kata Alex, pemerintah juga mendorong penetrasi pasar dalam negeri yang salah satu di antaranya adalah menggunakan meja kursi rotan di sekolah-sekolah mulai dari SD sampai SMU dengan fokus di daerah penghasil utama rotan nasional yakni Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah dan Aceh.
Kemenperind, kata Alex, menggalang dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk membiayai pengadaan mebel rotan bagi sekolah-sekolah di tiga provinsi tersebut.
"Pada 2012, kami berhasil menggalang dana CSR sejumlah peruahaan sebesar Rp5 miliar yang kemudian didistribusikan ke Aceh, Sulteng dan Kalteng. Sulteng sendiri mendapat alokasi untuk 400 set (400 meja dan 800 kursi) serta sejumlah meja-kursi untuk guru dari dana CSR dari Adaro Group," ujarnya.
Wamen berharap, pada 2013, pihaknya bisa memenuhi kebutuhan mebel rotan untuk sekolah-sekolah di kota Palu sebanyak 2.400 set (2.400 meja dan 4.800 kursi) sesuai permintaan wali kota.
Mebel rotan yang diserahkan di depan Gubernur Sulteng Longki Djanggola di Kantor Gubernur Sulteng, di Palu, Selasa, itu terdiri atas 400 meja dan 800 kursi, belum termasuk puluhan meja dan kursi rotan untuk guru dan kantor sekolah.
Wamen Perindustrian Alex Retraubun mengatakan bahwa sejak 2011, pemerintah telah melarang ekspor rotan mentah dan setengah jadi guna mendorong tumbuhnya industri rotan dalam negeri dan meningkatkan nilai tambah yang harus dinikmati oleh perajin dan masyarakat Indonesia.
Kebijakan ini, katanya, ternyata memberikan dampak yang amat signifikan dalam penerimaan devisa dari ekspor barang jadi rotan karena pada 2012, nilai ekspor rotan olahan naik sebesar 70 persen dibanding 2011.
Untuk memelihara momentum pertumbuhan industri rotan ini, kata Alex, pemerintah juga mendorong penetrasi pasar dalam negeri yang salah satu di antaranya adalah menggunakan meja kursi rotan di sekolah-sekolah mulai dari SD sampai SMU dengan fokus di daerah penghasil utama rotan nasional yakni Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah dan Aceh.
Kemenperind, kata Alex, menggalang dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk membiayai pengadaan mebel rotan bagi sekolah-sekolah di tiga provinsi tersebut.
"Pada 2012, kami berhasil menggalang dana CSR sejumlah peruahaan sebesar Rp5 miliar yang kemudian didistribusikan ke Aceh, Sulteng dan Kalteng. Sulteng sendiri mendapat alokasi untuk 400 set (400 meja dan 800 kursi) serta sejumlah meja-kursi untuk guru dari dana CSR dari Adaro Group," ujarnya.
Wamen berharap, pada 2013, pihaknya bisa memenuhi kebutuhan mebel rotan untuk sekolah-sekolah di kota Palu sebanyak 2.400 set (2.400 meja dan 4.800 kursi) sesuai permintaan wali kota.
Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: