Serangan bom hentikan ekspor minyak Irak ke Turki
14 Mei 2013 01:31 WIB
ilustrasi Petugas bekerja di salah satu lokasi serangan bom mobil di kota Reyhanli, provinsi Hatay, Turki, di dekat perbatasan Turki-Suriah, Minggu (12/5). Dua bom mobil menewaskan 43 orang dan melukai banyak orang di kota dekat perbatasan itu Sabtu kemarin dan pemerintah Turki menduga adanya keterlibatan Suriah. Serangan bom ini meningkatkan kekhawatiran bahwa perang sipil Suriah mulai merembet. (REUTERS/Umit Bektas)
Kirkuk, Irak (ANTARA News) - Sejumlah ledakan bom menghantam pipa saluran yang mengalirkan minyak dari Irak menuju Turki, Senin, yang menimbulkan kebakaran besar dan menghentikan ekspor, kata seorang pejabat senior perusahaan perminyakan.
Bom-bom itu meledak Senin pagi di Al-Sharqat, sebuah daerah di provinsi Salaheddin, yang menghancurkan bagian dari pipa saluran itu, kata pejabat North Oil Company yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.
Kebakaran akibat ledakan-ledakan itu telah diatasi, kata pejabat itu, dan ia berharap perbaikan pipa tersebut akan selesai dalam dua hari.
Pipa sepanjang 970 kilometer itu mengalirkan minyak dari Kirkuk, Irak utara, menuju pelabuhan Ceyhan di pantai Laut Tengah Turki, dengan kapasitas sekitar 330.000 barel per hari.
Namun, sabotase baik di Irak maupun di Turki berulang kali mengganggu ekspor melalui pipa saluran tersebut.
Pemboman pipa minyak itu merupakan bagian dari gelombang kekerasan di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
Lebih dari 450 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas keterangan dari pejabat-pejabat keamanan dan medis, sementara jumlah kematian pada Maret mencapai 271.
Sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.
Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.
Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.
(M014)
Bom-bom itu meledak Senin pagi di Al-Sharqat, sebuah daerah di provinsi Salaheddin, yang menghancurkan bagian dari pipa saluran itu, kata pejabat North Oil Company yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.
Kebakaran akibat ledakan-ledakan itu telah diatasi, kata pejabat itu, dan ia berharap perbaikan pipa tersebut akan selesai dalam dua hari.
Pipa sepanjang 970 kilometer itu mengalirkan minyak dari Kirkuk, Irak utara, menuju pelabuhan Ceyhan di pantai Laut Tengah Turki, dengan kapasitas sekitar 330.000 barel per hari.
Namun, sabotase baik di Irak maupun di Turki berulang kali mengganggu ekspor melalui pipa saluran tersebut.
Pemboman pipa minyak itu merupakan bagian dari gelombang kekerasan di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
Lebih dari 450 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas keterangan dari pejabat-pejabat keamanan dan medis, sementara jumlah kematian pada Maret mencapai 271.
Sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.
Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.
Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.
(M014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: