Dua kasus virus Korona antarmanusia dideteksi di Prancis
13 Mei 2013 22:57 WIB
Satu layar monitor menunjukkan seorang anak dalam pengamatan dan perawatan karena diduga terinfeksi virus flu burung galur H7N9 dan sedang menjalani perawatan, saat konferensi pers di Rumah Sakit Ditan, Beijing, China, Sabtu (13/4). Ada banyak virus menyerang manusia melalui udara (airborne), di antaranya virus SARS dan korona NCoV. (REUTERS/Stringer)
Paris (ANTARA News) - Kasus kedua infeksi saluran pernapasan mirip penyakit sindrom pernapasan akut (SARS) yang disebut dengan korona virus baru (NCoV) terdeteksi di Prancis. WHO mengonfirmasi, Minggu, virus itu bisa menular antarmanusia.
Prancis secara resmi telah mencatat terjadi dua kasus NCoV ini. Yang terakhir, pria berusia sekitar lima puluhan, telah didiagnosa dan dilaporkan Rabu lalu. Sebelumnya pasien kedua ini berada di satu ruangan dengan pasien pertama penderita NCoV di RS Valenciennes (utara) pada 27-29 April.
Pasien pertama, pria berusia 65 tahun yang pernah tinggal di Dubai, sejak tanggal 9-17 April telah berada di bawah pengawasan di rumah sakit di Lille. Demikian diberitakan Reuters edisi Prancis.
Pasien kedua yang melayani ruang isolasi RS Lille pada bagian departemen penularan penyakit, telah dipindahkan ke unit perawatan intensif karena memburuk kesehatannya, pada Minggu tengah hari.
"Dia dipindahkan ke unit perawatan intensif sehingga bila dia mendapatkan gangguan, dapat langsung mendapatkan perawatan dengan teknik pengganti pernapasan," kata Kepala Departemen Penularan Penyakit Rumah Sakit Universitas, Prof Guery Benediktus, kepada stasiun TV BFM TV.
Satu penyelidikan mengenai penyebaran penyakit telah dilakukan dengan meneliti 38 orang yang datang dan melakukan kontak dengan pasien penderita NCoV sepanjang hari sebelum hari pengisolasiannya pada 9 Mei, kata Menteri Kesehatan Prancis, Marisol Touraine, dalam konferensi pers.
Di antara mereka, ada anggota keluarga yang sangat dekat, dan dokter telah merokomendasikan untuk berada di tempat tinggal sementara.
Bagi Profesor Guery perkembangan baru ini memberikan akreditasi lanjutan bagi hipotesa WHO tentang penularan NCoV antarmanusia -- virus ini mirip sindrom pernapasan akut SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang melanda China pada 2003.
Prancis secara resmi telah mencatat terjadi dua kasus NCoV ini. Yang terakhir, pria berusia sekitar lima puluhan, telah didiagnosa dan dilaporkan Rabu lalu. Sebelumnya pasien kedua ini berada di satu ruangan dengan pasien pertama penderita NCoV di RS Valenciennes (utara) pada 27-29 April.
Pasien pertama, pria berusia 65 tahun yang pernah tinggal di Dubai, sejak tanggal 9-17 April telah berada di bawah pengawasan di rumah sakit di Lille. Demikian diberitakan Reuters edisi Prancis.
Pasien kedua yang melayani ruang isolasi RS Lille pada bagian departemen penularan penyakit, telah dipindahkan ke unit perawatan intensif karena memburuk kesehatannya, pada Minggu tengah hari.
"Dia dipindahkan ke unit perawatan intensif sehingga bila dia mendapatkan gangguan, dapat langsung mendapatkan perawatan dengan teknik pengganti pernapasan," kata Kepala Departemen Penularan Penyakit Rumah Sakit Universitas, Prof Guery Benediktus, kepada stasiun TV BFM TV.
Satu penyelidikan mengenai penyebaran penyakit telah dilakukan dengan meneliti 38 orang yang datang dan melakukan kontak dengan pasien penderita NCoV sepanjang hari sebelum hari pengisolasiannya pada 9 Mei, kata Menteri Kesehatan Prancis, Marisol Touraine, dalam konferensi pers.
Di antara mereka, ada anggota keluarga yang sangat dekat, dan dokter telah merokomendasikan untuk berada di tempat tinggal sementara.
Bagi Profesor Guery perkembangan baru ini memberikan akreditasi lanjutan bagi hipotesa WHO tentang penularan NCoV antarmanusia -- virus ini mirip sindrom pernapasan akut SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang melanda China pada 2003.
Penerjemah: Ella Syafputri
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: