Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia menyatakan pengendalian inflasi di Provinsi Aceh sudah semakin membaik dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, dan upaya pengendalian tersebut terus dilakukan dengan kolaborasi bersama tim pengendalian inflasi daerah (TPID) di seluruh Aceh.
“Saat ini inflasi Aceh tumbuh sangat baik, berbeda dua tahun sebelumnya. Saat ini berada secara total 2,39 persen (yoy) artinya masih di bawah range target inflasi,” kata Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan, inflasi tidak mungkin bisa dihindari. Karena inflasi adalah insentif ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi, namun pergerakan angka inflasi harus tetap dijaga. Angka target inflasi nasional 3 plus 1 persen sepanjang tahun 2023.
Saat ini, kata dia, angka inflasi Aceh inflasi saat ini terjaga di angka 2,39 persen, atau menjadi terbaik kedua di Sumatera setelah Jambi yang berada di posisi pertama dengan angka inflasi 1,92 persen (yoy).
Bank Indonesia Aceh melihat kinerja pengelolaan inflasi di Aceh dalam tiga tahun terakhir menunjukkan sangat bagus. Bahkan, ada beberapa daerah yang mendapat insentif fiskal terkait pengendalian inflasi seperti Aceh Barat, Aceh Besar, Aceh Selatan, Langsa, Gayo Lues, Subulussalam, Sabang, dan Pidie Jaya.
“Bahkan Aceh Barat dua kali mendapat insentif fiskal terkait pengendalian inflasi ini,” kata Rony.
Menurut Rony, upaya pengendalian inflasi tersebut terus dilakukan dengan sinergi bersama pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di seluruh Aceh melalui koordinasi TPID. Dengan terus mengimplementasikan strategi 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
“Salah satunya dalam jangka pendek yaitu di hilirnya, dengan operasi pasar, pasar murah yang efektif sehingga akhirnya capaian (inflasi) nya sudah lebih bagus dibandingkan tahun kemarin,” ujarnya.
Saat ini, Rony menambahkan, komoditas beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi secara nasional, dan juga di Aceh. Namun dilihat dari sisi perbandingan harga, di Aceh harga beras masih lebih baik di banding daerah lain.
Data Selasa (26/9) Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga beras di Aceh meliputi beras kualitas bawah satu Rp13.200 per kilogram, beras kualitas bawah dua Rp13.000 per kilogram, berkas kualitas medium satu Rp14.350 per kilogram.
Selanjutnya, beras kualitas medium dua Rp14.150 per kilogram, sedangkan beras kualitas super dua Rp15.100 per kilogram dan beras kualitas super satu Rp15.700 per kilogram.
“(Beras) tetap menjadi komoditas penyumbang inflasi (di Aceh), namun tidak setinggi daerah lainnya dan kita dibantu oleh komoditas pangan lainnya yang mengalami penurunan,” ujarnya.
Baca juga: BI sebut Aceh perlu hilirisasi sektor pertanian dan pariwisata
Baca juga: BI perkirakan ekonomi Aceh tumbuh 4,4 persen 2023
BI: Pengendalian inflasi Aceh makin membaik, peringkat kedua Sumatera
26 September 2023 19:34 WIB
Ilustrasi - Pedagang melayani pembel di salah satu depo grosir beras Pasar Bina Usaha Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Senin (18/9/2023). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: